Bgmn iklass itu

BAGAIMANAKAH IKHLAS ITU.....???

بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ

Allah Ta'ala menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepadanya. Firman-Nya

وما خلقت الجن والإنس إﻻ ليعبدون.

"Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku". (Adz-dzariyat:56)

Membersihkan niyat ibadah hanya kepada Allah merupakan intinya ibadah yang ikhlas. Itulah yang Allah minta dari hambanya. Allah tidak menuntut yang banyak dari kita dalam ibadah. Tetapi yang yang Allah minta adalah bersihnya niyatan ibadah hanya kepadanya. Firman-Nya:

الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم أيكم أحسن عمﻻ.

"Dia lah yang telah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, "Siapakah diantara kamu yang paling baik amalnya" (Al-Mulk:2)

Amal yang paling baik adalah yang paling ikhlas yaitu yang ditujukan dalam amalnya hanya untuk mencari ridho Allah semata, bukan yang paling banyak.

》Bahkan Allah tidak akan menerima amal yang banyak jika tidak ditujukan untuk Allah.

Amal seperti itu hanyalah fatamorgana, sebagaimana  yang Allah sampaikan tentang perumpamaan amalan-amalan orang kafir :
"Dan orang-orang kafir, perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar, disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila didatangi tidak ada apapun."(An-Nur:39)

Dan amal yang ikhlas karena Allah saja yang ada berkahnya. Firmannya,

وما أتيتم من ربا ليربوا في أموال الناس فﻻ يربوا عند الله. وما أتيتم من زكاة تريدون وجه الله وأولئك هم المضعفون.

"Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah,  maka tidak bertambah harta itu disisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridhoan Allah, maka itulah orang-orang yang berlipat ganda (pahalanya)". (Ar-Rum: 39)

》Dg ikhlas itulah Allah telah meninggikan derajat para Sahabat dibanding dengan generasi setelahnya.

Sebagaimana yang tersirat  dalam sabda Nabi Shollallaahu 'alaihi wa sallaam :

لا تسبوا أصحابي، فلو أن أحدكم أنفق مثل أحد ذهبا ما بلغ مد أحدهم وﻻ نصيفه.

"Janganlah kalian mencela sahabatku, maka seandainya kalian berinfak sebesar gunung uhud berupa emas niscaya tidak akan menyamai  infak satu genggam tangan mereka atau separuhnya." (HR Buhory, 3673; Muslim, 2540).

Hal yang membedakan ini, karena kebersihan hati mereka para Sahabat Nabi dalam beramal hanya untuk Allah, sehingga sedikit saja amal mereka dilipat gandakan perbedaannya dengan amal kebaikan orang-orang yang setelah mereka.

》Ikhlas bukan amalan yang mudah, tapi setiap muslim harus berusaha untuk meraihnya.

Berikut ini diantara teladan para Salaf dalam meraih keikhlasan.

Dari Abu Ja’far al-Hadzdza diriwayatkan bahwa ia menceritakan, “Aku pernah mendengar Ibnu Uyainah berkata,
‘Apabila amalan hati bersesuaian dengan amalan zahir, itulah keadilan. Apabila amalan hati lebih baik dari amalan zahir, itulah keutamaan.Dan apabila perbuatan zahir lebih bagus dari amalan hati, itulah kepuasan.’” (Shiatsu Shafwan4/141,142)

Dari Abdullah bin Mubarak diriwayatkan bahwa ia menceritakan, Hamdan bin Ahmad pernah ditanya, “Mengapa ucapan ulama Salaf lebih berguna dari ucapan kita?” Beliau menjawab, “Karena mereka berbicara untuk kemuliaan Islam, keselamatan jiwa dan kerjaan ar-Rahman. Sedangkan kita berbicara untuk kemuliaan diri, mencari dunia dan keridhaan manusia.” (Shifatush Shafwah2/234)

Diriwayatkan bahwa tukang cerita yang tinggal dekat dengan Muhammad bin Wasit berkata, “Kenapa kulihat hati manusia itu tidak khusyu, tidak berlinang air matanya dan kulitnya tidak bisa merinding (mendengar ceritakan)?” Muhammad bin Wasi menjawab : “Wahai Fulan, karena kulihat orang-orang itu hanya mendapat cerita (kosong) darimu. Apabila kata-kata itu berhulu dari hati, niscaya ia akan sampai ke hati.” (Syiar A’lam an-Nubala‘ 6/122)

Aun bin Marah berkata, Aku pernah mendengar Hisyam ad-Dustuwai menyatakan, “Demi Allah, aku tak berani menyatakan sama sekali bahwa suatu hari aku pernah pergi mencari hadits karena Allah semata.”

Menurut hemat saya (adz-Dzahabi), demi Allah demikian juga halnya dengan saya. Dahulu generasi as-salaf menuntut ilmu karena Allah, maka mereka pun jadi terhormat dan menjadi para imam panutan.
Kemudian datang kaum lain yang menuntut ilmu yang pada mulanya bukan karena Allah dan berhasil memperolehnya. Namun kembali ke jalan yang lurus dan mengintropeksi dirinya sendiri dan akhirnya ilmu itu sendiri yang mendorong dirinya menuju keikhlasan di tengah jalan.

Sebagaimana dikatakan oleh al-Mujahid dan lainnya, “Dahulu  kami menuntut ilmu tanpa niat yang tinggi. Namun kemudian Allah menganugerahi niat sesudah itu.” Sebagian ulama menyatakan, “Kami hendak menuntut ilmu untuk selain Allah, namun ternyata ia (menuntut ilmu -ed) hanya bisa dilakukan karena Allah.“

Sumber: Belajar Etika dari Generasi Salaf, Abdul Aziz bin Nashir al-Jalil dan Bahauddin bin Fatih Uqail, Darul Haq; Mausu'ah fit Tafsir)

Demikian dan semoga bermanfaat bagi Penulis dan bagi Para Pembaca Yang Budiman. Baarokallaahu Fiikum. Hadanallaahu Wa Iyyaakum Jamii'an. Yassarallaahu Lanal Khairo Haitsuma Kunna...

Wallaahu A'lam
Wallaahu Waliyyut Taufiq

¤¤ AD-DIINU AN-NASHIIHAH ¤¤

Pondok Pesantren Tahfidz Al-Wafa' Al-Islamy Bima. Selasa, 26 April 2016

================
Donasi Untuk Pembangunan Ruang Kelas Pondok Pesantren Tahfidz Al-Wafa' Al-Islamy Bima-NTB

Rekening/Account :

* Bank Negara Indonesia (BNI) Cab. Bima : 0362730751

* Bank Syari'ah Mandiri (BSM) Cab. Bima : 7081444123

* Bank Central Asia (BCA) Cab. Cakranegara Mataram :
0561276501

An. Wahyudin Al-Bimawi

Atas Bantuan dan Partisipasinya, Kami khaturkan Jazaakumullaahu khairul Jazaa' Wa Baarokallaahu fiikum.

Silakan SHARE pada yang lain yang belum mengetahui, agar Anda pun bisa dapat bagian pahala.

Komentar

Postingan Populer