Fiqh puasa ramadhan: makan jam dua malam , termasuk.makan sahur??

FIQH PUASA ROMADHON :
Makan Jam dua Malam, termasuk makan Sahur?

بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ

Kapan mulai terhitung waktu sahur diperselisihkan oleh para ulama. Hal ini penting, misalnya makan jam dua malam, apakah ini termasuk makan sahur yang mendapat keutamaan dan berkah makan sahur?

Mengenai hal ini terbagi dalam tiga pendapat :
[1] Sahur dimulai dari pertengahan malam, ini adalah pendapat jumhur (mayoritas ulama) mazhab yang empat[1]

Catatan : yang dimaksud pertengahan malam adalah makna syariat, yaitu tenggelamnya matahari (misalnya: setengah 6 sore) dan terbitnya fajar (misalnya: setengah 5, maka tengah malam kira-kira jam 23:00 (11 malam).

[2] dimulai dari sepertiga malam terakhir , ini adalah pendapat sebagian hanafiyah[2]

[3] dimulai seper-enam malam terakhir, ini adalah pendapat sebagian Hanfiyah, Malikiyah dan Syafiiyah[3]

Dan pendapat yang lebih kuat adalah :
waktu sahur dimulai seper-enam malam terakhir[4]

dengan Alasan :

[1] lebih dekat dengan pengertian sahur secara bahasa

“Sahur secara Bahasa adalah akhir waktu malam, menjelang subuh. Karena diakhirakan menjelang subuh dan dekatnya dengan subuh, maka ini menguatkan bahwa sahur itu seperenam akhir malam.”[5]

[2] Praktek Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat yang benar-benar mengakhirkan waktu makan sahur

‘Amr bin Maimun Al-Audi berkata,

كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَسْرَعَ النَّاسِ إِفْطَارًا وَأَبْطَأَهُمْ سَحُوْرًا

KAANA ASH-HAABU MUHAMMADIN SHOLLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAAM WASRO'AN NAASI IFTHOORON WA ABTHOAHUM SAHUURON

"Dahulu para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang yang paling segera berbuka dan paling lambat sahuur.”[6]

Dari Zaid bin Tsabit radhiallahu ‘anhu, dia berkata,

عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ – رضى الله عنه – قَالَ: تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ . قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُورِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً

'AN ZAIDI BNI TSABIT RODHIYALLAAHU 'ANU QOOLA : TASAHHARNAA MA'A NABIYYI SHOLLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAAM TSUMMA QOOMA ILASH SHOLAATI. QULTU KAM KAANA BAINAL ADZAANI WAS SAHUURI QOOLA QODRU KHOMSIINA AAYAH.

“Kami makan sahur bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau berdiri untuk melakukan shalat”.
(Anas bertanya kepada Zaid bin Tsabit): “Berapa lama jarak antara adzan dan sahur?” Zaid menjawab, “Kira-kira (membaca) 50 ayat (Al-Qur’an)”[7]

[3] penjelasan dari beberapa hadits mengenai waktu sahur

Waktu makan sahur adalah adzan pertama (munculnya fajar kadzib, belum masuk waktu shalat subuh) sampai adzan kedua (munculnya fajar shadiq, sudah masuk waktu shalat subuh). Di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, adzan pertama dikumandangkan oleh Bilal bin Rabah sedangkan adzan kedua dikumandangkan oleh Ibnu Ummi Maktum.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ بِلاَلاً يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ

INNA BILAALAN YU'ADZINU BILAILIN FAKULUU WASYRABUU HATTAA YUADZINABNU UMMI MAKTUUMIN.

“Bilal biasa mengumandangkan adzan di malam hari. Makan dan minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum.”[8]

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

الفَجْرُ فَجْرَانِ ، فَجْرٌ يُحْرَمُ الطَّعَامُ وَتَحِلُّ فِيْهِ الصَّلاَةُ ، وَفَجْرٌ تُحْرَمُ فِيْهِ الصَّلاَةُ (أَيْ صَلاَةُ الصُّبْحِ) وَيَحِلُّ فِيْهِ الطَّعَامُ

ALFAJRU FAJROONI. FAJRUN YUHROMUDH THO'AAMU WA TAHILLU FIIHISH SHOLAATU. WA FAJRUN TUHROMU FIIHISH SHOLAATU (AIY SHOLAATUSH SHUBHI) WA YAHILLU FIIHITH THI'AAMU.

“Fajar ada dua macam :
Pertama : fajar diharamkan untuk makan dan dihalalkan untuk shalat (yaitu fajar shadiq, fajar masuknya waktu shalat shubuh) dan
Kedua : fajar yang diharamkan untuk shalat (yaitu shalat shubuh) dan dihalalkan untuk makan (yaitu fajar kadzib, fajar yang muncul sebelum fajar shadiq).”[9]

Kesimpulan:
waktu sahur dimulai dari seperenam akhir malam, jadi makan jam dua malam, tidak terhitung waktu sahur

--------------------
[1] Al-Majmu An Nawawi 6/379, Badhai’us shana’i 3/93 dan kifayatul akhyar hal 201
[2] Al-Mabsuth 9/5 dan Badhai’us shana’i 6/93
[3] Hasiyah Raddil Mukhtar 2/419
[4] Pembahasan ini banyak mengambil faidah dari link: http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=288494
[5] Al-Mu’jam Al-Wasith 1/419 dan fathul Baari Ibnu Hajar 2/487
[6]HR. Abdurrozaq di dalam Al-Mushonnaf 4/226, no. 7591; dishahihkan oleh Al-Hafizh di dalam Al-Fath
[7] HR. Bukhari, no. 1921 dan Muslim, no. 1097
[8]HR. Bukhari no. 623 dan Muslim no. 1092
[9] HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro no. 8024 dan Ad Daruquthni” no. 2154, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al Hakim sebagaimana terdapat dalam Bulughul Marom.

Semoga bermanfaat bagi Penulis dan bagi Para Pembaca Yang Budiman. Baarokallaahu Fiikum. Hadanallaahu Wa Iyyaakum Jamii'an. Yassarallaahu Lanal Khairo Haitsuma Kunna...

Wallaahu A'lam
Wallaahu Waliyyut Taufiq

¤¤ AD-DIINU AN-NASHIIHAH ¤¤

Pondok Pesantren Tahfidz Al-Wafa' Al-Islamy Bima. Ahad, 22 Mei 2016

================
Donasi Untuk Pembangunan Ruang Kelas Pondok Pesantren Tahfidz Al-Wafa' Al-Islamy Bima-NTB

Rekening/Account :

* BNI Cab. Bima : 0362730751
* BSM Cab. Bima : 7081444123
* BCA Cab. Cakra Mataram : 0561276501

An. Wahyudin Al-Bimawi

Atas Bantuan dan Partisipasinya, Kami khaturkan Jazaakumullaahu khairul Jazaa' Wa Baarokallaahu fiikum.

Silakan SHARE pada yang lain yang belum mengetahui, agar Anda pun bisa dapat bagian pahala.

Komentar

Postingan Populer