Fiqh ramadhan: apakah puasa perlu di niatkan ???
FIQH RAMADHAN :
APAKAH PUASA PERLU DI NIATKAN....???
بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ
Ada beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh saudara-saudari kita yang berkaitan dengan ibadah yang sangat agung, yaitu ibadah puasa.
》Apakah perlu melafalkan niat untuk berpuasa?
Kita berusaha berpuasa sebagaimana puasanya Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallaam dan para shahabat.
Dan tidak kita dapati bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallaam dan para shahabat pernah mengucapkan niat tatkala hendak melaksanakan ibadah puasa, meskpun sekali.
Dari sini kita berusaha untuk mengikuti petunjuk Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallaam. Sebagaimana beliau bersabda :
وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ (صلى الله عليه وسلم)
WA KHOIRUL HUDAA, HUDA MUHAMMADIN SHOLLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAAM
"Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallaam."
Tatkala tidak kita dapati Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallaam melafalkan niat untuk berpuasa, maka kita mencontoh Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallaam dengan tidak pula melafalkan niat.
》Apakah amalan-amalan yang seharusnya dilakukan tatkala berpuasa?
Sesungguhnya seorang tatkala berpuasa, dia tidak hanya berpuasa dari makanan dan minum, tetapi perkara yang penting pula yaitu dia menjaga dirinya:
- Menjaga mulutnya agar tidak bermaksiat,
- Menjaga pandangannya agar tidak melihat yang dilarang oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala.
Karena tujuan berpuasa sebagaimana Allah sebutkan yaitu : "Agar kalian bertaqwa."
Jika seorang berpuasa kemudian dia tidak bertaqwa maka apa fungsi puasanya?
Bahkan dia bermaksiat tatkala berpuasa.
Ingat sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallaam :
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ والعطش
RUBBA SHOO-IMIN HADZUHU MIN SHIYAAMIHIL JUU'U WAL 'ATHSY
"Banyak orang yang berpuasa dan dia tidak meraih dari puasanya kecuali hanya rasa lapar dan rasa dahaga." (HR. Ahmad. 8501)
Dalam hadits yang lain, Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallaam berkata :
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
MAN LAM YADA' QOULZ ZUURI WAL 'AMALA BIHI FALAISA LILLAAHI HAAJATUN FOY AN-YADA'U THO'AAMAHI WA SYAROOBAHU.
"Barangsiapa yang berpuasa dan dia tidak meninggalkan perkataan dusta, maka Allāh tidak butuh dengan lapar dan dahaganya."
(HR. Bukhari No. 1770, versi Fathul Bari no. 1903)
Adapun amalan-amalan yang harus kita perhatikan tatkala melakukan ibadah puasa, bahwasannya kita tahu Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallaam sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang shahih :
كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدَ النَّاسِ، وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ
KAANAN NABIYYU SHOLLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAAMA AJWADAN NAASI, MAA YAKUUNU FIY ROMADHOONA
"Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallaam adalah orang yang paling baik, dan lebih lagi menjadi orang yang sangat baik tatkala di bulan Ramadhan."
(HR. Bukhari no. 3290, versi Fathul Bari no. 3554)
Oleh karenanya, kita tingkatkan ibadah kita tatkala di bulan Ramadhan. Ibadah-ibadah yang mulia seperti membaca Al Qur'an, bersedekah, shalat malam (qiyamul lail, shalat tarawih), membantu saudara sesama muslim.
Bulan Ramadhan hanya singkat dan itulah musim yang Allah siapkan untuk memperbanyak pahala. Tidak setiap orang mendapatkan musim ini. Tidak setiap tahun akan terulang bagi seseorang.
Tatkala kita dimudahkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala untuk bertemu dengan bulan yang mulia ini maka kita manfaatkan musim tersebut sebaik-baiknya.
》Apa bedanya qiyamul lail dan tarawih?
Qiyamul lail adalah shalat malam, adapun tarawih adalah shalat malam yang dikerjakan di bulan Ramadhan.
Sebenarnya tidak ada bedanya, karena para ulama menyebutkan bahwa qiyamul lail boleh dikerjakan sejak selesai shalat isya' sampai sebelum adzan subuh. Tentunya yang terbaik adalah sepertiga malam terakhir.
Akan tetapi kita ketahui bahwasanya di jaman para sahabat dan juga di jaman Nabi shallallāhu 'alaihi wasallam, tatkala bulan Ramadhan mereka melaksanakan qiyamul lail secara berjamaah.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallaam pernah beberapa hari salat terawih berjamaah bersama-sama para shahabat. Kemudian dilanjutkan oleh 'Umar bin Kaththab radhiyallāhu 'anhu.
Adapun Abu Bakar, belum sempat melaksanakan atau menghidupkan shalat tarawih karena masa kekuasaan beliau hanya 2 tahu dan beliau sangat sibuk untuk mengembalikan stabilitas keamanan (diantara) munculnya Musailama Al Kadzab (nabi palsu), sehingga terjadi banyak peperangan.
Pada hakikatnya tidak ada bedanya antara qiyamul lail dengan tarawih, hanya saja qiyamul lail lebih umum dan shalat tarawih lebih khusus.
Shalat tarawih adalah qiyamul lail yang dikerjakan secara berjamah di bulan Ramadhan.
》Adakah doa untuk berbuka puasa?
Merupakan sunnah yang sudah ditinggalkan oleh masyarakat adalah berdoa tatkala berbuka.
Diantara kenikmatan yang Allāh berikan kepada orang yang berpuasa adalah doanya dikabulkan tatkala sedang berbuka.
Kalau kita di Madinah, kita lihat di masjid Nabawi atau masjidil Haram, tatkala menjelang berbuka, 5 menit sebelum berbuka, seluruh jamaah masjid menengadahkan kedua tangan mereka meminta kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla karena mereka tahu bahwa itulah saat dikabulkannya doa.
Ini adalah sunnah yang ditinggalkan oleh masyarakat kita yang tatkala menjelang berbuka mereka justru disibukkan dengan berbicara, disibukkan dengan mengumpulkan makanan sehingga lupa untuk berdoa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Dan tatkala memakan makanan disunnnah berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallaam:
ذهب الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ
DZAHABADZ DZOMA-U, WABTALLATIL 'URUUQU, WA TSABATAL AJZU, IN SYAA' ALLAAH
"Telah hilang dahaga dan kerongkongan sudah menjadi basah dan tetap ada ganjaran dari Allāh Subhanahu wa Ta'āla, insya Allāhu Ta'āla."
(Hadits shahih, Riwayat Abu Daud [2/306, no. 2357] dan selainnya; lihat Shahih Al Jami’: 4/209, no. 4678)
Inilah doa yang disunnahkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallaam.
Semoga kita diberi taufiq oleh Allāh Subhanahu wa Ta'ala unutk bisa berpuasa dan diampuni dosadosa kita karena kata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
MAN SHOOMA ROMADHOONA IMAANAN WAHTISAABAN GHUFIRO LAHU MAA TAQODDAMA MIN DZANBIHI
"Barang siapa yang berpuasa dengan penuh keimanan dan berharap dari Allāh maka diampuni yang telah lalu."
(HR Bukhari : 37, versi Fathul Bari : 38)
Terlalu banyak dosa yang kita lakukan tatkala masuk bulan Ramadhan, lalu keluar Ramadahan dengan dosa-dosa yang telah diampuni, tidak ada yang tersisa sedikitpun dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Amin, ya Rabbal 'alamin.
Demikian saja apa yang bisa saya sampaikan.
Wallaahu A'lam
Wallaahu Waliyyut Taufiq
Semoga bermanfaat bagi Penulis dan bagi Para Pembaca Yang Budiman. Baarokallaahu Fiikum. Hadanallaahu Wa Iyyaakum Jamii'an. Yassarallaahu Lanal Khairo Haitsuma Kunna...
¤¤ AD-DIINU AN-NASHIIHAH ¤¤
Pondok Pesantren Tahfidz Al-Wafa' Al-Islamy Bima. Rabu, 15 Juni 2016
HP/WA : 085253777143
BBM : 5FCB6D17
LINE : أبو حاصف ألبيماوى
Silakan SHARE pada yang lain yang belum mengetahui, agar Anda pun bisa dapat bagian pahala.
Komentar
Posting Komentar