Kiriman pahala

KIRIMAN PAHALA

بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ

Untukmu yang ingin tambahan pahala setelah ajal menjemputnya.

Untukmu yang merasa gundah dengan usia yang sudah senja namun masih sedikit amal baiknya.

Untukmu yang bertaubat di akhir-akhir hayat dan sangat mengharap aliran pahala yang berlipat-lipat.

Kabar gembira dari Nabi Shollallaahu 'alaihi wa sallaam yang tercinta melalui untaian haditsnya.

Beliau Rasulullah Shollallaahu 'alaihi wa sallaam bersabda :

سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ.

SAB'UN YAJRIL 'ABDI AJRUHUNNA MIN BA'DI MAUTIHI WAHUWA FIY QOBRIHI : MAN 'ALLAMA 'ILMAN, AU AJROO NAHROON, AU HAFARO BI'ROON, AU GHOROSA NAKHLAAN, AU BANAA MASJIDAAN, AU WAROTSA MUSH-HAFAAN, AU TAROKA WALADAAN YASTAGHFIRU LAHU BA'DA MAUTIHI.

“Ada tujuh perkara yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal dunia, padahal dia berada di dalam kuburnya :

✅(1) orang yang mengajarkan ilmu,

✅(2) orang yang mengalirkan sungai (yang terputus)

✅(3) orang yang membuat sumur,

✅(4) orang yang menanam kurma (atau tanaman buah yg lainnya),

✅(5) orang yang membangun masjid,

✅(6) orang yang memberi mushaf Alquran, dan

✅(7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat.”

[HR. al-Bazzar, dan dihasankan al-Albani dalam shahih al-Jami']

Beliau Shallallaahu ‘alaihi wa sallaam juga bersabda :

إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ ، وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ ، وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ ، أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ ، أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ ، أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ ، أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ

INNA MIMMAA YALHAQUL MU'MINA MIN 'AMALIHI WA HASANAATIHI BA'DA MAUTIHI 'ILMAN 'ALLAMAHU WA NASYAROHU. WA WALADAN SHOOLIHAN TAROKAHU. WA MUSH-HAAFAN WARROTSAHU. AU MASJIDAN BANAAHU. AU BAITAN LIBNIS SABIILI BANAAHU. AU NAHRON AJROOHU. AU SHODAQOTAN AKHROJAHAA MIN MAALIHI FIY SHIHHATIHI WAHAYAATIHI YALHAQUHU MIN BA'DI MAUTIHI.

“Di antara amalan yang tetap mengalir pahalanya bagi seorang mukmin saat dia telah wafat :

✅(1) ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan,

✅(2) anak shaleh yang dia tinggalkan,

✅(3) mushaf al-Qur'an yang dia bagi-bagikan,

✅(4) masjid yang dia bangun, atau

✅(5) sebuah rumah yang dia bangun untuk para musafir,

✅(6) sungai yang dia alirkan, dan

✅(7) sedekah yang dia dermakan pada saat dia sehat dan masih hidup namun tetap bermanfaat setelah wafatnya.”

[HR. Ibnu Majah, dan dihasankan oleh al-Albani dalam kitab shahih sunan Ibnu Majah]

Maka bersegeralah mengerjakan amalan jariyah, amalan yang mengalir pahalanya setelah meninggal dunia.

Berusahalah untuk ikhlas dalam melakukannya.

Buanglah jauh-jauh penyakit riya' dan ingin dipuji manusia. terutama sifat kikir dan bakhil kepada sesama muslim.

Kalau tidak, amalan jariyah kita tidak akan mengalirkan pahalanya, malah akan berbuah dosa.

Semoga bermanfaat bagi Penulis dan bagi Para Pembaca Yang Budiman. Baarokallaahu Fiikum. Hadanallaahu Wa Iyyaakum Jamii'an. Yassarallaahu Lanal Khairo Haitsuma Kunna...

Wallaahu A'lam
Wallaahu Waliyyut Taufiq

¤¤ AD-DIINU AN-NASHIIHAH ¤¤

Pondok Pesantren Tahfidz Al-Wafa' Al-Islamy Bima. Jum'at, 3 Juni 2016

Silakan SHARE pada yang lain yang belum mengetahui, agar Anda pun bisa dapat bagian pahala.

Komentar

Postingan Populer