Keutamaan menyingkirkan gangguang dr jalan

KEUTAMAAN MENYINGKIRKAN GANGGUAN DARI JALAN

بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ

Rasulullah Shollallaahu 'alaihi Wa Sallaam menjelaskan bahwa di antara cabang keimanan adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Beliau menuturkan bahwa amalan ringan tersebut merupakan cabang keimanan yang paling rendah. Perhatikan perkataan Rasululloh Shollallaahu 'alaihi Wa Sallaam berikut:

الْإِيْـمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيْـمَانِ.

“Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh sekian cabang. Cabang yang paling utama adalah ucapan ﻻ إله إﻻ البه, sedangkan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu merupakan salah satu cabang keimanan.” (HR. al-Bukhari & Muslim)

Namun, di balik itu, ternyata amalan ringan yang merupakan cabang keimanan paling rendah ini dapat mendatangkan keutamaan yang sangat didambakan seorang muslim. Apa itu? Satu kata, “SURGA”.

Di bawah ini beberapa hadis yang menjelaskan keutamaan menyingkirkan gangguan dari jalan. Semoga bermanfaat.

》HADITS PERTAMA

Dari Abdullah bin Farrukh ia mendengar A'isyah betkata: Sesungguhnya Rasulullah Shollallaahu 'alaihi Wa Sallaam bersabda:

إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِيْ آدَمَ عَلَى سِتِّيْنَ وَثَلَاثِ مِائَةِ مَفْصِلٍ، فَمَنْ كَبَّرَ اللَّهَ وَحَمِدَ اللَّهَ وَهَلَّلَ اللَّهَ وَسَبَّحَ اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ اللَّهَ وَعَزَلَ حَجَرًا عَنْ طَرِيقِ النَّاسِ أَوْ شَوْكَةً أَوْ عَظْمًا عَنْ طَرِيقِ النَّاسِ وَأَمَرَ بِمَعْرُوفٍ أَوْ نَهَى عَنْ مُنْكَرٍ عَدَدَ تِلْكَ السِّتِّيْنَ وَالثَّلَاثِ مِائَةِ السُّلَامَى فَإِنَّهُ يَمْشِيْ يَوْمَئِذٍ وَقَدْ زَحْزَحَ نَفْسَهُ عَنْ النَّارِ.

“Sesungguhnya setiap manusia dari Bani Adam diciptakan dengan tiga ratus enam puluh (360) persendian. Siapa yang bertakbir (Allahu akbar), memuji Allah (alhamdulillah), bertahlil (laa ilaaha illaAllah), bertasbih (subhaanAllah), beristighfar kepada Allah, menjauhkan batu dari jalanan orang, duri atau tulang dari jalanan orang, beramar makruf nahi munkar (memerintahkan kepada kebaikan dan melarang kemungkaran) sejumlah tiga ratus enam puluh persendian itu, maka ia berjalan pada hari itu sedangkan ia benar-benar telah menjauhkan dirinya dari neraka.” (HR. Muslim)

》HADITS KEDUA

Rasulullah Shollallaahu 'Alaihi Wa Sallaam bersabda :

لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيْقِ كَانَتْ تُؤْذِيْ النَّاسَ.

"Sungguh aku benar-benar melihat seorang berguling-guling di surga (merasakan kenikmatannya) disebabkan sebuah pohon yang ia potong dari tengah jalan yang sebelumnya mengganggu manusia.” (HR. Muslim)

》HADITS KETIGA

Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shollallaahu 'Alaihi Wa sallaam bersabda:

مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيْقٍ، فَقَالَ: وَاللَّهِ لَأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنْ الْمُسْلِمِيْنَ لَا يُؤْذِيْهِمْ، فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ.

“Ada seseorang melewati sebuah pohon yang ada di tengah jalan, lalu ia berkata: ‘demi Allah, aku benar-benar akan menyingkirkannya dari kaum muslimin agar tidak mengganggu mereka,’ lalu orang itu dimasukkan ke dalam surga.” (HR. Muslim)

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan keutamaan besar dengan amalan ringan ini. Dengan membaca beberapa hadis di atas dan merenungi keutamannya, semoga diri kita termotivasi untuk mengamalkannya. Terlihat ringan, namun besar keutamannya.

Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk membiasakan diri menyingkirkan gangguan dari jalan, apapun bentuknya. Allahumma aamiin.

Demikian tulisan sederhana yang kami sajikan. Semoga menambah hasanah ilmiah para pembaca. Begitu pula kami memohon pada Allah semoga ilmu ini menjadi ilmu yang bermafaat bagi kita semua dan bisa diamalkan. Dan lebih baik disebar dan dishare kepada kaum muslimin lainnya apalagi yang belum mengenai akan hukum masalah ini.

Wallaahu A'lam
Wallaahu Waliyyut Taufiq

¤¤ AD-DIINU AN-NASHIIHAH ¤¤

Pondok Pesantren Tahfidz Al-Wafa' Al-Islamy Bima. Ahad, 20 Maret 2016

Silakan SHARE pada yang lain yang belum mengetahui, agar Anda pun bisa dapat bagian pahala.

Komentar

Postingan Populer