RESUME DISKUSI Tema: LGBT Pemateri: Kak Ayub dari Peduli Sahabat
💬💬💬💬💬💬💬
KULWAP HSMN Tangerang
📜 hari dan tanggal : Senin, 23 Feb 2016
Hhhyu
⏰ Pukul: 20.00-22.00 wib
👳 Pemateri: Kak Ayub dari Peduli Sahabat
🌠 Tema: LGBT
🎤 Moderator : Dian Anggraeni
📝 Notulen: Irma ummu hamzah
Bismillaah
Hasil notulensi diskusi semalam:
Assalamu'alaikum warohmatullah,
malam ini kita diskusi mengenai LGBT dengan narasumber Kak Ayub.
profil :
Nama lengkap ; Ayub
tanggal lahir : 19 Juni 1990
alamat : Bantul, Jogjakarta
belum menikah
pekerjaan dan aktivitas ;
Mengabdi di PP. Muhammadiyah, Persiapan kuliah s2, menulis di blog dan majalah, meramaikan diskusi dan kajian mahasiswa di Jogja
di Peduli Sahabat ; bagian Humas.
selayang pandang :
pertanyaan yang Sering Muncul (FAQ) di Peduli Sahabat
Berikut ini pertanyaan yang sering muncul (Frequently Asked Questions) di grup Peduli Sahabat. Sebagian besar contoh menggunakan aturan Islam, teman-teman yang berbeda agama dapat menyesuaikan.
FAQ resmi PS ini disusun berdasarkan pertanyaan hingga tgl 09 Juli 2015, kelak akan disempurnakan kembali. Semoga bermanfaat :)
Orientasi seksual
1. Apakah orientasi seksual itu?
Agar mudah dipahami, orientasi (ketertarikan) seksual seseorang itu disamakan saja dengan 'niat'. Bagi umat muslim pasti sudah tahu bagaimana hukum 'niat'.
Kadang timbul niat baik dan tidak baik dalam diri kita.
Kalau niat baik tidak dilakukan mendapat satu pahala, dijalankan memperoleh dua pahala.
Jika niat buruk ditahan (tidak dilakukan) akan mendapat satu pahala dan kalau dijalankan akan berdosa.
Ukuran baik dan buruk tentu sesuai aturan agama.
Orientasi seks sesama jenis (ssa = same sex attraction atau bisa juga disebut homoseksual) dihukumi sebagai 'niat buruk' dalam Islam karena jelas tindakan seks sesama jenis (dalam Islam) dilarang.
Anda yang mempunyai SSA kalau sabar dan ditahan akan berpahala terus-menerus.
2. Apakah orientasi seksual bisa berubah?
Secara teori memang bisa dengan situasi dan kondisi tertentu, tidak bisa disamaratakan. Di luar Peduli Sahabat banyak bukti bahwa orientasi seksual bisa berubah tapi kami tidak ingin mengambil bukti dari luar.
Peduli Sahabat mempunyai empat narasumber yang berhasil mengubah orientasi seksualnya.
Satu orang dari heteroseksual menjadi SSA kemudian berbalik lagi menjadi heteroseksual. Kisah hidup beliau sudah ada di dalam grup dan situs Peduli Sahabat (kasus ini contoh sempurna tentang Kaum Luth).
Tiga orang yang lain adalah dari SSA kemudian menjadi heteroseksual, id FB mereka tidak ingin diberitakan kepada siapa saja, jadi hanya Peduli Sahabat yang tahu dan ada di daftar friends list Bapak Sinyo di Facebook.
Keempat narasumber itulah yang kemudian jadikan model dan metode untuk membimbing teman-teman yang ingin tetap memilih identitas hetero, baik secara mandiri (sudah ada di buku Anakku Bertanya tentang LGBT) atau lewat pendampingan di Peduli Sahabat. Kalau orientasi seksual juga ikut berubah maka itu adalah bonus atas usahanya.
Jadi jawabnya adalah bisa tetapi tergantung situasi dan kondisi seseorang.
3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh mereka yang berhasil berubah orientasinya?
Satu narasumber butuh sekitar 3 - 4 tahun.
Kasus tiga narasumber SSA tadi di atas (nomor 2) umur 40 tahun ke atas dengan catatan belum pernah melakukan tindakan homoseksual, sudah menikah (tersalurkan hasrat seksualnya), dan mempunyai anak (keluarganya harmonis)
Sebagai gambaran, ada kasus seorang anak berumur dua tahun sedang duduk berdua dengan neneknya di dapur. Atap dapur terbuat dari seng. Tiba-tiba hujan deras, sang nenek berlari mengambil jemuran tanpa memberitahu cucunya yang masih kecil itu.
Tahukah apa yang terjadi kemudian? Si cucu berpikir bahwa hujan sangat menakutkan karena neneknya sampai lari tunggang langgang. Sejak itu setiap datang hujan dia selalu berlari ketakutan.
Orang tua si anak memerlukan waktu sekitar 3 bulan untuk meyakinkan bahwa hujan baik-baik saja.
Sekarang bayangkan kejadian anak berumur 2 tahun tadi, hujan tidak sampai lima menit saja memerlukan waktu 3 bulan untuk mengubahnya. Nah bagi orang yang SSA sejak kecil sampai dewasa, tentu membutuhkan waktu dan proses yang lama jika ingin mengubah orientasi seksual itu. Mungkin sampai orang tersebut wafat pun akan tetap ada.
Ingat, empat narasumber di atas berjuang sendiri tanpa metode pendampingan. Saat ini kami sedang memantau salah satu narasumber bernama kak Semoga Bermanfaat New. Ikut pendampingan PS tahun 2012, menikah tahun 2014 dan sekarang sudah mempunyai momongan. Awalnya hanya mimpi basah dengan sesama jenis, Alhamdulillah sudah sekarang sudah mimpi basah dengan lawan jenis (istrinya).
Dia adalah SSA sejak kecil dan sebelum menikah hanya tertarik kepada laki-laki saja. Sekarang di tahun 2015 dia masih tertarik dengan laki-laki tetapi tidak sampai 'on', dia hanya 'on' kepada istri. Luar biasa ya :) Semoga progresnya positif.
4. Apakah perubahan itu menetap dan terjamin 24 jam?
Lihat nomor 2, tergantung dari orangnya tentu saja karena ini masalah jiwa yang tidak bisa disamaratakan.
Empat narasumber di atas mengaku telah berubah, perkara permanen dan berlaku 24 jam itu lain urusan. Tentu bisa saja suatu saat berubah lagi tergantung sikonnya.
Ada beberapa ilmuwan yang membuat kategori apakah seseorang disebut heteroseksual, biseksual, atau homoseksual (SSA), silakan dicari sendiri dan dibaca di Internet.
5. Apakah orang dengan orientasi heteroseksual sesekali tertarik sesama jenis?
Tergantung situasi dan kondisinya. Setiap laki-laki mempunyai kromosom XY yang berarti ada potensi besar untuk berubah orientasinya menjadi bisexual. Untuk perempuan kemungkinannya kecil karena lebih banyak menyangkut perasaan.
6. Ada pendapat bahwa orientasi seksual tidak berubah menetap (hanya bisa ditahan) dan semua yang berubah suatu saat akan kembali lagi seperti semula.
Coba Anda bayangkan bahwa semua materi di dunia ini berbentuk bulat semua. Apakah kita bisa menyembut benda itu 'bulat'? Tentu tidak, kita bisa menyebut bulat karena ada kotak, segitiga, atau yang lain.
Begitu juga pendapat di atas, kalau mereka mengatakan 'semua' atau 'tidak ada', otomatis pendapat itu akan gugur. Bagaimana kita bisa menyebut 'semua' kalau tidak ada 'sebagian kecil' atau kata 'tidak ada' kalau tanpa kata 'ada'?
Mungkin maksudnya sebagian besar orang SSA tidak bisa mengubah orientasi seksualnya karena keburu dijemput oleh maut.
7. Apakah orientasi SSA sebuah penyakit?
Di peduli Sahabat kita lebih cocok menyebutnya 'tidak sesuai dengan fitrahnya' sebagai laki-laki atau perempuan. Sesuai pengalaman kami hal ini memberi dampak yang positif walau mungkin maksudnya sama. Klien kami merasa lebih diterima sebagai orang yang ingin berubah, bukan sebagai pesakitan.
8. Apakah Oreintasi SSA merupakan bawaan gen atau keturunan?
Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah tentang hal itu yang bisa dijadikan patokan pasti, masih menjadi perdebatan para ilmuwan. Silakan buka di mesin cari dan ketikkan 'gay gene myth' atau 'gay gene hoax' (tanpa tanda petik).
Klien kami berpijak pada sesuatu yang pasti bahwa lingkungan (pendidikan) yang paling berpengauh dalam pembentukan orientasi seksual. Mereka tidak mau mengambil keputusan dari satu hal yang absurd (belum jelas, seperti teori Darwin).
Orang-orang yang beropini bahwa SSA adalah keturunan enggan untuk membuktikan diri di rumah sakit atau penelitian karena takut jika terbukti sebaliknya, gen mereka ternyata heteroseksual. Ya, sampai saat ini hanya 'opini' tanpa mau membuktikan langsung padahal zaman sudah sedemikian maju.
Kalau memang benar ‘gay’ adalah gen seharusnya sekarang sudah ada alat yang bisa mendeteksi orientasi seksual setiap bayi yang lahir di muka bumi dan nyatanya tidak pernah ada.
Itulah kenapa klien SSA di Peduli Sahabat tidak mau ikut ribut soal itu karena SSA dianggap sebagai pemberian (anugerah) berupa ujian keburukan yang harus disikapi dengan kesabaran.
9. Lantas apa penyebab orientasi SSA yang paling kuat atau mendasar?
Terlepas perdebatan soal gay gene , data Peduli Sahabat menunjukkan ada 3 kategori utama pemicu seorang anak balita berbelok arah menjadi SSA, yaitu:
Pemaksaan dalam mengambill role model (contoh model). Misalnya seorang anak laki-laki mengambil peran dari ibunya. Pemaksaan ini disebabkan oleh beberapa hal seperti broken home, ketidakharmonisan keluarga, dominasi ibu, dominasi ayah, kekerasan rumah tangga, dll. Sekitar 60% klien kami mengalami ini.
Over Protective (terlalu dimanja/dilindungi). Biasanya terjadi pada anak bungsu, tunggal, satu-satunya jenis kelamin dalam keluarga, atau anak istimewa (misalnya paling ganteng atau paling cerdas). Sekitar 30% klien kami mengalami ini.
Salah mengambil role model secara sukarela. Berbeda dengan nomor satu, sikon si anak diberi kebebasan memilih model sendiri (biasanya kedua orang tua sibuk kerja dengan materi berlimpah atau anak yatim-piatu). Jadi secara hubungan keluarga harmonis tapi anak-anak dibiarkan memilih model tanpa diberi contoh atau pemberitahuan. Sekitar 10% klien kami mengalami ini
10. Apakah bukan karena trauma jiwa, misalnya pelecahan seksual?
Berdasarkan data kami, itu bukan pemicu tetapi penguatan. Anak sudah berbelok dahulu kemudian dikuatkan dengan berbagai situasi dan kondisi yang mendukungnya. Misalnya pelecahan seksual, bully, pola pengasuhan anak, atau yang lain. Kebanyakan hal ini terjadi di atas balita.
11. Apa indikasi atau ciri-ciri seorang anak atau remaja mempunyai SSA?
Kurang lebih seperti ini saat anak-anak.
Indikasi fisik berlawanan dengan jenis kelaminnya, misalnya laki-laki bertingkah laku seperti wanita. Perlu dipahami bahwa dugaan ini hanya 50% saja karena masih ada biseksual, transgender, metroseksual (dewasa), kultur setempat (misalnya orang Solo bicara agak halus).
Pilihan karakter berkebalikan dengan jenis kelaminnya sangat dominan. Misalnya laki-laki suka main boneka barbie, berdandan, animasi dengan tokoh perempuan, lagu melankolis, dll.
Bermain dekat dengan lawan jenis dibandingkan sesama jenis.
12. Apakah itu juga berlaku untuk remaja dan dewasa?
Biasanya saat remaja orang SSA sudah memahami dan berusaha menutupi kekurangan (yang dianggap tidak sesuai norma hetero) tersebut dengan ikut kegiatan yang sesuai. Mulai dari sini biasanya mulai kabur. Orang yang bersangkutan bisa memililh menyendiri atau sebaliknya aktif di banyak kegiatan.
Hanya saja tetap masih bisa dideteksi jika kita mau mendalami lewat interaksi yang efektif.
13. Bagaimana mencegah anak agar tidak mempunyai SSA?
Dalam islam sudah diajarkan agar anak-anak dididik dengan kasih sayang secukupnya dengan role model yang jelas. Tidak berlebih dan tidak kurang, seimbang. Bisa dibaca dalam buku-buku tentang parenting terutama peran ayah.
Di Indonesia memang peran ayah dalam mendidik anak sangat minim bahkan cenderung menjadi musuh bagi anak-anak. Ayah adalah 'sesuatu yang menakutkan' bagi mereka. Lihatlah mulai dari anak-anak, TK, sampai SD sebagian besar pendidik formal perempuan.
Jadi berilah contoh kepada anak-anak bagaimana seorang ayah dan ibu yang baik.
14. Bagaimana jika orang tua tidak lengkap?
Ambillah role model dari keluarga terdekat atau bisa memberi contoh langsung dari tetangga yang harmonis. Anak-anak akan mudah menangkap lewat contoh.
15. Apakah harus dibedakan mainan untuk anak laki-laki dan perempuan?
Kalau hanya sekadar mengenalkan macam-macam mainan dan permainan tidak masalah agar tahu tapi kalau sudah sampai ke pilihan jelaskan dengan bijak apa yang sering laki-laki dan perempuan lakukan. Hal terpenting di sini adalah penjelasan dan contoh dari orang tua.
16. Apakah orang heteroseksual bisa melakukan tindakan homoseksual?
Sangat bisa, contohnya kaum Nabi Luth. Awalnya juga masyarakat umum dengan identitas hetero seperti kaum lainnya. Secara bertahap mereka mencoba tindakan seksual sesama jenis. Akhirnya tindakan itu bahkan merata. Di Peduli Sahabat ada contohnya.
17. Apakah mereka tidak jijik?
Seks sering melupakan batas-batas norma yang seharusnya dijaga umat manusia, terutama laki-laki. banyak laki-laki heteroseksual yang mengambil keuntungan di dunia seks sesama jenis termasuk di dunia LGBT. Contohnya:
Terhindar dari kehamilan (bebas dari tuntutan)
Tahu sama tahu bagian yang 'enak' bagi laki-laki
Tidak dicurigai dengan alasan teman satu hobi
Mencari kenikmatan seks secara gratis sekaligus materi, secara materi sebagian kaum LGBT termasuk mapan
Kalau berpisah aman, karena kalau ada tuntutan akan dicibir masyarakat, dll.
18. Apakah dari kebiasaan itu seorang heteroseksual bisa berubah menjadi SSA?
Bisa
Identitas Sosial
1. Apakah benar ada 'gay radar'?
Tidak, itu hanya mitos. Kenapa sesama SSA bisa saling mengenali karena ya gestur tubuh dan mimik mukanya menunjukkan itu. Tidak beda dengan laki-laki heteroseksual yang menyukai seorang wanita maka si wanita pasti akan tahu dari gerak-geriknya, tatapan matanya, dll.
Nah begitu juga dengan orang SSA, karena saling mengamati maka akan terdeteksi. Coba Anda lihat di mall-mall kota besar, hal ini mudah dilihat. Kelompok yang sekadar berteman atau memang ada 'hubungan spesial', sekali lagi hanya dengan melihat gestur tubuh dan mimik mukanya.
2. Apakah orang dengan SSA otomatis bisa disebut LGBT (lesbian, gay, bisexual, transgender)
Belum tentu. Bedakan antara orientasi seksual dan identitas sosial.
LGBT adalah identitas sosial, semacam penerimaan diri, pencitraan, identitas formal (KTP, KK, dll) aktualisasi diri yang hadir sebagai lawan dari identitas hetero. Itulah kenapa kaum LGBT juga ingin diakui eksistensinya seperti kaum hetero seperti persamaan pengakuan di mata masyarakat, persamaan legalisasi pernikahan, dan lain sebagainya.
Nah kalau SSA itu orientasi seksual sesama jenis. Misalnya ada orang yang mempunyai SSA dan pernah melakukan tindakan seks sesama jenis tetapi dia tidak ingin menjadi LGBT maka kita tidak bisa menyebutnya LGBT.
Mudahnya, seorang SSA belum tentu LGBT tapi kalau LGB (Transgender saya sendirikan karena kasus khusus) sudah pasti mempunyai SSA.
Masih banyak orang SSA yang tidak ingin menjadi LGBT, dia ingin hidup secara identitas hetero seperti yang ada dalam agama atau adat setempat.
Di Peduli Sahabat, para SSA ini menganggap bahwa orientasi seks sesama jenis merupakan pemberian (anugerah) Allah sebagai ujian berupa keburukan. Sikap yang diambil adalah sabar dan tetap berusaha hidup di jalan Allah dengan identitas hetero (menikah dengan wanita, punya anak dll) walau dirasa berat.
Sebaliknya kaum LGBT beranggapan bawah SSA adalah pemberian (anugerah) Allah sebagai ujian berupa kebaikan sehingga harus disyukuri dengan jalan menyalurkannya kepada sesama jenis, kalau perlu memperjuangkan hak menikah secara legal.
4. Berarti SSA yang memilih identitas hetero munafik dan membohongi istrinya?
Tidak, karena memang dia menikah atas dasar agama. Bagaimana mungkin orang yang mematuhi agama dikatakan munafik?
Soal cinta itu juga urusan lain, cinta tidak selalu berhubungan dengan orientasi seksual. Banyak klien kami yang mencintai istrinya karena Allah.
5. Peduli Sahabat pro atau kontra LGBT?
Pro dan kontra LGBT sudah jelas secara UU dan agama tapi kita tidak mau membahasnya karena itu urusan masing-masing orang. Kami fokus membantu teman-teman SSA untuk menjalani hidup sesuai perintah agama dan menyesuaikan dengan adat setempat.
Silakan melihat visi dan misi kami agar jelas.
Tentang Peduli Sahabat 1. Peran Peduli Sahabat?
Kami mendampingi:
Orang non-heteroseskual yang ingin hidup di jalan agama dan adat setempat. Apakah mereka nanti akan berubah orientasi seksualnya itu bukan tujuan utama, hanya efek saja. Tujuan utama mereka bisa hidup secera identitas hetero dan nyaman di jalan agama dan adat setempat.
Keluarga (orang tua, anak, saudara kandung) yang bingung menyikapi saat keluarganya ada yang mempunyai SSA.
Suami atau istri yang pasangannya mempunyai SSA.
Kami belum bisa mendampingi oreng ketiga karena akan kesusahan menggali data, lewat edukasilah kami membantu orang ketiga yang curhat tentang teman, sahabat, paman, bibi, dll yang mempunyai SSA.
2. Berapa lama klien didampingi?
Normalnya paling minim 7 bulan, bisa lebih dari itu karena kadang masalah yang dihadapi bukan sekadar orientasi seksual tapi juga hal lain. Seperti kemampuan memahami orang lain, masalah rumah tangga, dll.
Setelah pendampingan selesai klien bisa menjalani hidup sesuai norma agama dan budaya setempat. Perkara orientasi seksual akan berubah atau tidak sudah urusan lain.
3. Bagaimana cara mendaftar menjadi klien PS
Berikut tata cara layanan pendampingan Peduli Sahabat pusat lewat chat FB:
Baca dulu semua FILES di grup ini (kalau lewat ponsel lihat di info grup).
Sebaiknya membaca buku referensi dunia SSA seperti Anakku Bertanya tentang LGBT (dapat dibeli di tobuk terdekat) agar saat wawancara pendamping PS tidak terlalu capek menjelaskan satu per satu. Ini buku umum - parenting, bebas dibaca siapa saja dan jangat takut dituduh berorientasi non-heteroseksual.
Buat id atau akun baru di FB (tidak ada foto atau tautan pornografi) agar aman bagi Anda (takutnya kalau memakai id/akun asli bisa membuka aib karena ini grup umum.Hubungi pendamping kami (untuk sementara ini baru Sinyo) guna meminta kode klien. Kami berusaha online 12 jam sehari tapi mohon maaf kalau sedang tidak di depan PC akan dijadwlkan ulang.
Sebutkan kode klien setiap curhat atau wawancara.
Sabar, karena pendamping harus melayani banyak pihak. Bisa sekali waktu atau beberapa kali pertemuan sesuai sikon.
Ikuti wawancara sampai selesai (maaf kalau pendamping bawel karena memang harus tahu keadaan klien).
Ikuti tugas-tugas (selama kurang lebih 7 bulan) hingga selesai, kecuali kasus khusus.
Klien harus aktif karena semua ini gratis, kasihan pendamping kalau harus menguber-uber klien :)
Setelah lulus keberhasilan cita-cita klien diusahakan oleh dirinya sendiri, kami hanya membekali alat-alat di perjalanan menuju cita-cita.
Jika cita-cita berhasil, boleh melupakan kami (sangat disarankan untuk keharmonisan rumah tangga) tetapi mohon doakan kami agar selalu eksis. Kalau ingin membantu perjuangan PS harap pastikan aman bagi hubungan keluarga yang dibina. Kalau gagal, ya dicoba lagi sampai berhasil ^_^
Ingin donasi boleh (sementara memakai rekening pribadi) yang akan dilaporkan setiap bulan di grup Peduli Sahabat (Facebook)
Dilarang membagi informasi pribadi (foto, CV, dll) kepada sesama klien atau anggota PS yang umum dengan alasan apa saja. Apalagi sampai bertemu darat kecuali dengan pendamping yang ditunjuk.
4. Bagaimana seorang SSA sudah pernah berhubungan seksual sesama jenis tapi ingin tobat?
Tobat Nasuha, tobat yang sesungguhnya yaitu berjanji untuk tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut. Bisa bergabung lewat Peduli Sahabat.
5. Apa perbedaan dan persamaan antara laki-laki dan perempuan SSA?
Laki-laki dan perempuan SSA sama saja karakter dasarnya dengan laki-laki dan perempuan heteroseksual hanya berbeda objek yang dihasrati.
6. Bagaimana cara menumbuhkan cinta ke lawan jenis bagi orang SSA?
Dari data kami bisa dilakukan setelah menikah terutama saat sudah menjalani keluarga yang harmonis apalagi hadirnya buah hati.
kalau yang dimaksud saat masih bujang menumbuhkan hasrat seksual ke lain jenis terus terang susah karena tidak ada tempat praktik. Satu-satunya ya lewat doa agar ditemukan dengan jodoh yang cocok atau nyaman di hati.
7. Bagaimana orang SSA bisa melakukan hubungan dengan lawan jenis kalau tidak tertarik?
Bisa, silakan ikuti pendampingan di Peduli Sahabat.
8. Apakah perlu jujur ttg kondisi SSA pada pasangan, baik yg sudah menikah atau akan menikah?
Saran utama kami sebaiknya tidak usah karena hal itu benteng pertama yang akan menghalangi klien untuk melakukan tindakan seks sesama jenis.
Kecuali situasi khusus karena pasangan sudah paham dunia ini dan siap menerima kenyataan dan yang bersangkutan memang benar-benar yakin tidak akan melakukan tindakan seksual sesama jenis.
Bahaya jika pasangan tahu keadaan yang bersangkutan adalah terjadinya 'deal' pemakluman sehingga kurang berhati-hati dalam bertindak.
Semua diserahkan kepada klien dengan segala konsekuensinya.
9. Apakah harus nikah jika masih belum tertarik pada lawan jenis sama sekali?
Sebaiknya begitu karena lewat menikahlah salah satu bantuan terbesar mengubah orientasi seksual.
10. Bagaimana menangani anak yg tahu bahwa ayahnya seorang gay Apakah ada kemungkinan mereka akan balas dendam dengan menjadi gay juga.
Ini harus dijawab per kasus karena umur dan pengetahuan anak sangat berpengaruh. ikut saja pendampingan di PS nanti akan kami masukkan layanan keluarga.
11.Apa saja yang harus dipersiapkan oleh seorang calon istri menjelang pernikahannya dengan seorang calon suami yangg punya SSA?
Ada pendampingan khusus calon pasangan atau pasangan. Kami hanya melayani calon suami SSA yang sudah ikut (mau dengan ikhlas ikut) pendampingan SSA. kami akan dampingi secara bertahap dari dua sisi.
Intinya keduanya harus memahami benar dunia SSA dengan baik.
12. Apakah harus memaafkan orang yang pernah mencabuli saya ketika kecil?
Kejadian masa lalu tidak bisa diubah berkebalikan dengan masa depan yang ada di tangan masing-masing orang. Memaafkan kesalahan orang lain adalah salah satu akhlak terpuji dalam Islam.
13. Apakah seorang SSA yang masuk suurga disana dipasangkan dengan suami or istrinya di dunia or dipasangkan dengan yang didunia cuma bisa ditahan tahan?
Dan orang-orang beriman, berserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan. Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga) dan kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal (kebajikan) mereka.” (QS. Ath Thur: 21).
14. Apakah setelah masalah SSAnya tuntas boleh tetap 'kontrol' ke PS?
Curhat atau membantu boleh dengan catatan aman bagi pernikahan yang bersangkutan. Jangan sampai pernikahan yang haromis berantakan gara-gara ingin curhat dan membantu kami.
15. Apa alasan paling banyak seorang SSA memilih identitas sosial hetero?
Keyakinan untuk mengikuti agamanya.
16. Bagaimana meneguhkan niat untuk tetap fokus pada tujuan utama belajar menjadi hetero?
Ingatlah mati.
17. Bagaiaman menyikapi orang dengan kecenderungan biseksual?
Sikapi dengan akhlak mulia, kalau dia terbuka dengan kita maka bantulah, jika dia menutup diri berilah informasi tentang pentingnya mengikuti jalan agama secara tidak langsung.
18. Bagaimana mendeteksi orang SSA kalau dijodohkan?
Selidiki masa kecil dan remaja lewat keluarga, sahabat, atau kerabat dekatnya. Tanya pula teman-teman dekat bagaimana keseharian calon suami.
19. Apakah ada pertanyaaan khusus agar kita bisa membedakan orang SSA atau hetero, terutama kalau kita pacaran?
Ya tanya saja langsung, kamu SSA atau heteroseksual? Berharap saja orangnya jujur :) . Cara terbaik selediki masa lalunya
20. Bagaimana tafsir tentang hukuman bagi orang yang melakukan tindakan homoseksual?
Hal itu sudah dijelaskan ulama hanya saja perlu beberapa tingkatan untuk mencapai hukumuan terberat. Apalagi di Indonesia bukan negara yang memakai hukum Islam, bahkan kalau memakai hukum Islam sekali pun tentu perlu pengadilan agama dengan saksi-saksi yang cukup serta memadai.
21. Saya ketahuan memiliki SSA oleh orang tua, bagaimana menjelaskan kepada mereka kalau saya bukan LGBT?
Jelaskan semampunya, jika kesulitan hubungi Peduli Sahabat untuk menjelaskan kepada orang tua.
22. Bagaimana saya harus bersikap terhadap teman-teman LGBT yang berpendapat bahwa saya ini sebenarnya hanyalah gay in denial?
Ya cuek saja fokus ke tujuan yang akan dicapai toh hidup ini dijalani masing-masing. Tidak mungkin memaksa orang lain untuk setuju dengan langkah yang kita ambil walau mungkin baik dan sesuai agama.
23. Kenapa sih kok laki bisa suka laki? Apa yg mereka cari? Kan apa yg ada di diri mereka sama?
Macam-macam, bagi mereka yang heteroseksual tetapi melakukan hubungan seks sesama jenis hanya sekadar pemuasan nafsu saja. Mereka yang mencari duit tentu ya demi harta, dan lain sebagainya. Tergantung masing-masing individu termasuk kebutuhan psikologis. Terkadang hubungan seksual yang mungkin terjadi bukan seks itu semata tetapi kepuasan jiwa karena ada sesuatu yang didapatkan pada laki-laki yang disukai.
24. Teman saya baru mengaku kalau dia SSA. Apa yg harus saya lakukan?
Dalami dulu apa yang dia mau, kadang orang SSA butuh teman curhat agar dia terkurangi beban hidupnya. kalau sudah didalami dan tahu apa keinginan yang utama maka arahkan ke jalan Allah.
25. Saya baru mengetahui kalo putra saya menyukai sesama jenis. Sebagai ibunya saya merasa terpukul dan gagal dalam mendidiknya. Apa yang harus saya perbuat?
Pertama jangan panik. Langkah kedua pelajari dunia SSA dengan baik dan bantu dia untuk belajar berubah. Kalau kesulitan bisa menghubungi Peduli Sahabat.
26. Kenapa ada perempuan yang bersikap dan meniru lelaki, apa bisa dikategorikan dia LBGT?
Kalau LGBT atau tidak ya harus ditanya. Nah kalau SSA atau tidak ya harus diselidiki dulu, tidak bisa mengambil kesimpulan hanya dari sikap luar saja.
27. Saya mimpi basah bercinta dengan perempuan, padahal saya perempuan, apa saya punya potensi SSA?
Tergantung intensitas mimpinya, kalau lebih dari satu kali iya berpotensi. Terpenting saat sadar saja karena soal mimpi masih menjadi bahan penilitian yang kadang penuh misteri.
28. Apakah ada makanan tertentu yang bikin jadi SSA?
Setahu kami makanan yang terpapar zat kimia tertantu bisa meningkatkan hormon tertentu tetapi kalau sampai menjadikan seseorang kemudian SSA masih perlu penelitian yang lebih mendalam.
29. Saya ingin mencoba psikoterapi guna mengatasi masalah SSA saya. Bagaimana saya bisa tahu psikolog mana yang sesuai dengan kebutuhan saya?
Para psikolog yang tergabung di Peduli Sahabat, berita dari mulut ke mulut, atau psikolog yang sudah jelas mendukung ke arah agama dengan baik.
30. Apakah benar terlalu alim atau terlalu menghormati wanita misal ibu atau sayang sekali kepada kakak wanita, bisa menjadi sebab hilangnya keingintahuan pada wanita. Akhirnya mengarah ke sesama jenis?
Sudah dijelaskan pembelokan terjadi pada masa balita, kalau ada trauma atau hal psikolgis lain biasanya adalah penguatan. Pertanyaan di atas lebih ke pola asuh yang akan menguatkan pembelokan yang sudah ada.
Peduli Sahabat, 10 Juli 2015
Penyusun Sinyo (FB Sinyo: sinyo.egie. Kontak: 085727686015, Email: sinyoegie@gmail.com)
Blog: http://sinyoegie.wordpress.com
www.pedulisahabat.org
Grup FB PS: https://www.facebook.com/groups/peduli
sahabat2014/
Sesi tanya jawab:
Pertanyaan pertama dari Ibu Ratih: Assalamualaikum
Mau tanya mas.. Klo dari segi fisik dr luar.. Bisa ketahuan g ya.. Oh dia lgbt..
Atau dari segi bahasa..
terima kasih pertanyaannya bu Ratih.
walaikum salam..
mungkin pertama-tama agar tidak campur aduk, sudah dijelaskan di FAQ di atas bahwa ada orang yang punya kecendrungan suka sesama jenis (Same Sex Attraction,) tapi tidak jadi LGBT. Kami menyebutnya LGBT jika ia sudah mengakui keadaannya dah bahkan berjuang agak keadaannya itu diakui dan dimaklumi serta dilegalkan orang lain, misalnya si Hartoyo yang kemarin tampil di ILC tv one.
ada orang yang suka sesama jenis tapi memilih untuk menyembunyikan atau melawan hasratnya itu, kami menyebut mereka SSA. Untuk membedakan saja..
untuk ciri-ciri fisik, memang tidak bisa dipungkiri kadang orang yang "melambai" atau terlalu halus untuk ukuran laki-laki, atau terlalu macho untuk ukuran perempuan, ada kemungkinan seorang penyuka sesama jenis, tapi itu tidak bisa jadi patokan 100%,
sebab ada juga faktor budaya, misalnya orang Jawa bagian Solo dan Jogja, akan tampak halus bagi kami orang makasar, selain itu, di kalangan gay, ada juga yang justru sangat macho sebab ia mengambil peran sebagai "suami" atau "top" dalam hubungan haram mereka.
sebagai info tambahan, Prof. Koencoro dari UGM membedakan antara tomboy dan lesbian,
jadi tomboy itu hanya anak perempuan yang suka berpenampilan tidak feminim, tapi dia sebenarnya masih suka pada laki-laki jadi perempuan "macho" pun tidak selamanya lesbian.
Klo nanti anak2 sdh dewasa pasti punya tmn gitu ya.. Jd kita sbg ortu tidak bisa ya mendeteksi klo tmn anak2 kita itu ssa ataupun lgbt..jd parno nanti ada yg niat jahat. Pura2 normal gitu.
Tanya satu.lagi ya kak..kmrn ada baca di postingan ka sinyo katany cowok bisa di deteksi jg msh virgin g nya. Bisa di terangin g ya??
Makasi
soal teman, satu-satunya cara yang paling baik adalah membangung bound "ikatan" yang kuat natara ibu dan putra-putrinya. tujuannya agar semua yang terjadi seaneh apapun akan mereka ceritakan ke ibu,
pun tidak ada salahnya ditanyakan dengan cara yang tidak begitu frontal.
soal tes perjaka itu muncul ketika pertemuan PS di Yogyakarta. Salah satu pematerinya adalah bunda Inong, beliau dokter spesialis kelamin yang sudah malang melintang soal "perkelaminan"
beliau menyampaikan bahwa sudah ada teknologi yang bisa digunakan untuk tes semacam itu,
mekanismenya saya juga tidak begitu faham, tapi yang jelas, mahal
ohya, jika anak punya teman yang rada melambai, atau tomboy, mungkin bisa dibertahukan agar ia tidak membully temannya itu. tapi juga menjaga area prifasinya dari si teman.
pengalaman teman kami di Jogja, ada teman masa kecilnya yang akhirnya jadi homo sebab waktu kecil ia tampak melambai lalu jadi bahan bully teman sepermainannya...
ada klien juga yang kisahnya seperti itu
✅
Kak Ayub saya Dian, mau tanya. Pernah Pakar Parenting berkata sebelum anak perempuan kita menikah minta calon pasangannya untuk di cek ke dokter mengenai "Dubu*nya" mkn istilah kedokterannya kolonoskopi, bisa kan ya deteksi dini mengenai LGBT spt itu? Trimakasih
bu Dian, ya upaya demikian bisa sja dilakukan. bunda Inong juga menyarankan tes menyeluruh ke calon penganten.
tapi mungkin yang perlu juga adalah tes HIV
jika memang calon misalnya dari tes kolonoskopi ternyata ada yang tidak beres, mungkin ia memang punya masa lalu yang buruk, pastikan ia sudah benar-benar taubat dari masa lalunya, dan pastikan tidak ada virus HIV atau penyakit lainnya...
jika putri ibu tetap bersedia menerimanya, maka silakan..
tapi ini pilihan pribadi saja
meski "menyelamatkan" seorang SSA yang hendak tobat itu sungguh mulia.. tapi juga sangat berat
✅
Pertanyaan dari Ibu Wardah:
apakah SSA bs disembuhkan sendiri oleh keluarga tanpa konseling ?
jika keluarga memiliki sumberdaya untuk itu, mungkin saja..
harus dipastikan keluarga sudah benar-benar faham soal SSA
tapi kadang dari pihak keluarga ada semacam unsur paksaan, sebab merasa anak itu "milik" mereka..
jadi kadang kerelaan dan keterbukaan jadi hilang. Padahal itu yang jadi modal utama di konseling PS.
bahkan untuk urusan selain SSA pun, anak yang sudah dewasa kadang perlu jasa konseling sebagai "perantara" ia dan keluarganya.. apalagi soal SSA dimana seseorang lebih menutupinya..
namun meski diberkan ke pihak konselor, keluarga tetap wajib memberikan dukungan penuh. Memberikan lingkungan yang kondusif, tidak memposisikan si SSA sebagai "pesakitan", menutupi aibnya
dan jika si anak jadi SSA sebab faktor masa lalu dengan keluarga yang menimbulkan luka..(misalnya ada klien yg kecewa pada ayahnya yang selingkuh lalu jadi lesbian, ada pula yang kecewa pada keluarganya yang agamis tapi bentrok demi harta)... maka keluarga perlu meminta maaf tulus
agar luka itu sembuh..
yang jadi masalah adalah, kadang SSA muncul sebab faktor keluarga.. jadi mungkin si SSA akan sulit terbuka.
jika kendala-kendala itu bisa diatasi, dan keluarga punya sumber daya, maka insya Allah bisa
✅
Pertanyaan dari Ibu Nuning:
Saya punya teman beragam..ada yg lesbi..ada yg gay...ada yg bisex.
Case yg paling menarik buat saya :
Teman saya laki2. Sudah menikah. Punya anak 2. D dpn istri n anaknya dia bener2 laki2 macho.
Tapi jika tdk d dpn kel nya...dia sangat tertarik pada laki2 lain..maaf sangat tertarik sgn bokong2 laki2.
Pertanyaan : apakah kasus tsb bisa disembuhkan total?
Syukron
di antara klien PS ada juga yang seperti itu, sudah berkeluarga bahkan tampak harmonis,
Itu sebenarnya modal besar sebab ia sudah bisa mengendalikan dirinya,
cuma motifnya yang perlu diarahkan dulu.. motifnya mengendalikan itu..
apakah sekedar kedok saja, ataukah memang karena ia cinta pada anak istri?
atau motif yang lebih tinggi, karna faktor keimannnya
jika ia sudah punya motif yang benar, maka berarti ia rela terbuka ketika diajak untuk meninggalkan kecendrungan buruk itu,
hingga ia bisa diajak pendampingan di PS atau konseling ke psikolog yang ahli dalam hal ini..
untuk kesembuhan total, saya juga tidak bisa menjamin 100%
tapi jika sudah ada treatmen dan ada motifasi baik dari beliau, tentu akan ada perubahan
✅
Kak Ayub berkaitan pertanyaan bu Nuning, apakah pihak keluarga perlu tau? terutama mkn pasangannya?
jika keluarganya selama ini harmonis,
maka sebaiknya ditutupi saja
artinya kecendrungan sang suami tidak mempengaruhi sikapnya pada istri
cukup ibu dan temannya itu yang tahu
sebab ditakutkan merusak modalnya itu tadi (keluarga yang harmonis),
namun jika si istri diharapkan turut mendukung, tidak malah berubah sikapnya, maka bisa saja itu jadi opsi..
kak Sinyo juga mengelola grup Menanti Mentari, yakni para istri yang berjuang mengembalikan suami-suami mereka yang SSA.
tapi ditakutkan istrinya justru malah berubah sikapny, sehingga modal keluarga harmonis itu tadi, malah ikutan rusak
✅
Tapi kalo ibu dan temannya cukup tau saja tdk kasih solusi unt berubah ke orang ini gmn Kak Ayub?
wah, itu pilihan pribadi, bu, tapi jika memang sayang pada temannya itu perlu dibantu untuk berubah
sebab orang SSA yang model seperti itu (bermuka dua, ketika sendiri dan ketika bersama keluarga) sesungguhnya sangat tersiksa,
ini pengalaman klien yang sudah usia 40-an dan berkeluarga tapi SSA
Mungkin sekilas ia tampak "menikmati" kelainannya itu... tapi pasti diam-diam juga ia merasa sakit, karena pasti ia tahu ia sebenarnya melakukan keburukan.
✅
Pertanyaan dari Ibu Wardah
1. Klo teman suami atau teman anak yg SSA sebaiknya dijauhikah supaya tdk tertular ??
2. Apa sikap terbaik orangtua atau istri jika menemukan seperti itu ?
untuk suami, tidak mengapa diberikan warning, apalagi jika suami belum tahu.
tapi jangan sampai warning itu malah terlalu berlebihan sehingga menimbulkan penasaran,
kadang ada orang hetero yang melakukan tindakan homo bukan karena SSA, tapi karena mencari "sensasi baru"
prof. Koencoro menyebutnya teori "mencuri mangga"
Mangga sebenarnya murah, bisa dibeli sendiri, tapi ada orang yang lebih suka mencurinya sebab ada perasaan "seru" ketika mencurinya itu
anak bisa diperlakukan sama jika ia sudah bisa mengerti..
artinya sudah akil baliq, pandai memahami..
jika belum, tidak megnapa ibu lebih "otoriter" dan menjauhkannya, dengan cara yang tidak terlampau mencolok
✅
Kenapa setiap pembahasan ssa n lgbt sedikit geli ya saya.....😰😰😰 aneh tp nyata d sekitar qt
ya bu, ini kenyataan yang ada.. harus disikapi..
segeli apapun
soalnya mereka pun sesungguhnya menderita, butuh bantuan dari saudara-saudaranya..
jangan sampai yang menghampiri justru orang-orang pro LGBT.
soalnya mereka pun sesungguhnya menderita, butuh bantuan dari saudara-saudaranya..
jangan sampai yang menghampiri justru orang-orang pro LGBT
Kalo kasusnya orang2 yg dekat dan bergaul dgn LGBT, mrk tdk merasa menderita ingin disembuhkan tp malah kebawa2 dan tertular menjadi LBGT gmn Kak Ayub?
iya memang ada yang sudah menerima dan memaklumi kecendrungan SSA-nya.. di psikologi ada istilahnya sendiri, saya lupa hehe.. dan bagi psikologi Barat, merka ini sudah dianggap normal. Hanya disebut abnormal jika ia merasa tidak nyaman...
Kayak hartoyo ya... G mau di sembuhin spt..😅
memang itu tergantung ketahanan pribadi saja,
jika merasa tidak sanggup, sebaiknya memang dihindari,
tapi adakok orang-orang yang bisa, misalnya kak Sinyo, lha ada klien pria yang jatuh hati ke beliau..
tapi bisa dihandle dengan baik.
yup, si Hartoyo itu sebenarnya punya luka masa lalu
ia sempat dianiaya aparat di Aceh karena keadaannya... akhirnya jadi dendam, dan jadi aktivis LGBT yang sangat militan.
makanya, dimana-mana, PS selalu menekankan, jangan bully SSA, jangan bully orang yg "melambai"
Pertanyaan dari Ibu Royani
1. Kalau kita melihat tanda2 ssa itu pd anak usia 15 thn.. bagaimana cara yg bijak utk mendekati mereka?
2. Bisa gak materi ini saya sampaikan utk anak2 remaja? Yg disana ada anak2 yg kelihatannya ssa?
hate the sin, love the person
1. Kalau dalam "teori" kak Sinyo, yang dijadikan pedoman di PS juga secara umum, usia 15 tahun ini sudah masuk usia pengkristalan,
maka sikapnya akan sangat dipengaruhi media-media yang ia baca..
jika mendapatkan propoganda pro LGBT, ia sudah bisa faham agenda mereka, dan sudah mungkin tertarik untuk ikut-ikutan
tapi jangan khawatir bu.. sebab di usia ini juga, anak sudah mulai bisa berpikir tentang masa depannya..
maka sisi ini yang bisa dimanfaatkan
ya banyak SSA yang cerdas bu, dan sedihnya ada yang akhirnya "buntu" otaknya gara-gara terjebak gaya hidup gay, ini kasus bunda Endah, dosen psikologi UNDIP
kembali ke situ, jadi jika memang sudah dipastikan dia SSA.. maka tidak usah tampak terlalu panik, atau menyudutkan, beri pengertian bahwa semua orang punya dorongan buruk dalam dirinya,
ia cuma kebetulan dapat jatah "SSA" ada yang dapat jatah suka lihat porno dan seterusnya ..
tapi dia tetap harus fokus ke masa depannya..
ajak ia merencanakan masa depan, cita-citanya.. idealnya tentang jadi apa dia nanti,
bahkan jika perlu sampai kehidupan rumah tangga... perempuan seperti apa yang hendak ia pinang dan lainnya
tentu saja, dorong dia untuk ikut kegiatan keagamaan yang positif.. beri dia tujuan hidup yang lebih besar dari sekedar mengikuti syahwat saja
dan tentu saja, jika memang dia sudah tahu dirinya SSA, bisa diarahkan ke PS...
2. Monggo disampaikan dengan penyesuaian yang tentu ibu lebih paham sendiri..
✅
kalau memang sudah pasti SSA, bisa diarahkan ke PS, tujuannya salah satunya adalah mengorek sebab ia menjadi seperti itu, jika itu luka, bisa dibantu disembuhkan.. jangan sampai tetap terpendam.
ada klien yang masih 14 tahun.. jadi insya Allah 15 tidak terlalu muda. Apalagi jika anaknya cerdas.
cuma, jangan sampai kesannya seperti dia "orang gila yang diarahkan ketemu dokter jiwa" hehe...
✅
Kak.. Klo tmn2 lingkungan banyak yg pro lgbt. Harus di warning kah??wlo mreka semua hetero
iya... perlu sekali
sebenarnya, penyakit orang hetero yang pro lgbt itu lebih parah dari SSA sndiri,
penyakit mereka adalah penyakit pemikiran, syubhat..
sedangkan, SSA, mereka "hanya" syahwat saja.. merka masih tahu itu nggak baik
setidaknya sebagian besar dari mereka masih tahu itu nggak baik, misalnya teman-teman SSA yang gabung ke pS
kalau dalam teori Islam sendiri kan, Ibnul Qayyim bilang, penyakit jiwa itu ada dua, syubhat dan syahwat..
soal LGBT ini betul-betul mewakilinya..
ada yang kena dua-duanya sekaligus, misalnya Hartoyo, ada yang cuma kena syubhat, misalnya yg jilbaban, hetero, tapi pro LGBT,
ada pula yang hanya kena syahwat, merekalah SSA yang tau dirinya perlu melawan syahwat itu...
mereka yang paling ringat "sakitnya" dan paling mudah sembuh,
wallahu a'lam
✅
Penutup:
intinya, ini sesungguhnya persoalan yang sudah lama ada, tapi seperti gunung es, hanya sedikit yang tampak
isunya jadi berkembang belakangan ini ada hikmahnya juga, kita semakin aware..
tapi di sisi lain, itu artinya persoalan lgbt udah besar sehingga akhirnya tampak, padahal dulu masih samar-samar..
gerakan LGBT didanai asing, dan sistematis sekali gerakannya.. ibu-ibu bisa google tentang ini..
maka kita pun harus menyiapkan diri, pertama-tama pahami betul-betul persoalannya, tentang dunia SSA, tentang gerakan LGBT..
dan tentu saja, seperti pesan al-Quran, mari menjaga mulai dari diri dan keluarga..
menjaganya, dengan memberikan imunisasi akidah, pemahaman agama, dan akhlak yang baik..
dan tentu saja, terus berdoa..
kami di PS hanya sedikit ikhtiyar untuk turut mengatasi hal ini.. kami butuh dukungan doa dari ibu-ibu semua..
terakhir, saya mohon maaf bila ada kata-kata yang salah, dan kurang jelas dalam menjawab..
✅
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🔅🔆🔅🔆hsmn🔆🔅🔆🔅
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
👥facebook.com/hsmuslimnusantara
👥 FB : HSMuslimNusantara Pusat
📷 instagram: @hsmuslimnusantara
🐤 twitter: @hs_muslim_n
🌐 web:hsmuslimnusantara.org
Komentar
Posting Komentar