Tips dan trik menjalan disiplin pada anak
RESUME DISKUSI GRUP HSMN JATIM RAYA
Kamis, 10 Maret 2016
Pukul 09.30-11.00 WIB
Diskusi Live di Grup HSMN Jatim 1
“ Tips dan Trik Mengajarkan Disiplin Kepada Anak”
Oleh Innu Virgiani
Moderator : Lidya Anasta Rachman
Notulen: Yulianita Agustria
PROFIL NARASUMBER
Nama : Innu Virgiani
Profesi : Ibu rumah tangga dari (baru) 1 orang Putri
Latar belakang pendidikan : Psikolog Klinis lulusan Fak Psikologi Universitas Indonesia
Domisili : Amerika
MATERI
Beberapa Metode Mendisiplinkan Anak dan Trik Berbicara dengan Anak
1. KONSEKUENSI NATURAL
Konsekuensi natural merupakan hasil dari tindakan anak secara alami.
Konsekuensi natural akan
memberikan pengalaman sebab-akibat dari tindakan anak sendiri dan mereka belajar untuk
bertanggung jawab.
Orang tua yang menggunakan konsekuensi natural memungkinkan anak anaknya untuk
menemukan keuntungan dari perintah dan peraturan.
Tanpa ancaman dan debat dengan orang tua, anak anak yang mengalami konsekuensi natural akan terbangun rasa disiplin pada diri sendiri dan kekuatan internal, dan belajar mematuhi perintah bukan karena takut akan
hukuman, akan tetapi karena mereka mengetahui bahwa dengan mematuhi perintah akan
membuat hidup lebih baik.
Contoh :
Penggunaan konsekuensi natural adalah membiarkan anak menghadap gurunya dan menjelaskan bahwa dia tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya karena dia lebih memilih bermain dibandingkan mengerjakan PR.
Jika orang tua ‘menolongnya’ dengan membuatkan surat izin, maka anak akan belajar bahwa tidak mengapa tidak mengerjakan tugasnya, karena akan ada ‘dewa penolong’ yang akan menyelamatkannya dari hukuman yang tidak diinginkan.
KAPAN KONSEKUENSI NATURAL TIDAK BERLAKU?
Orang tua sebaiknya tidak menggunakan konsekuensi natural bila konsekuensi yang akan
timbul berbahaya untuk anak anak atau tidak menyebabkan rasa tidak nyaman bagi anak
anak.
2. KONSEKUENSI LOGIS
Ketika konsekuensi natural tidak berfungsi, orang tua harus membuat konsekuensi logis.
Konsekuensi logis berupa hukuman dan praktis, dapat dilaksanakan dan berkaitan dengan perilaku anak.
Orang tua harus memberikan penjelasan mengenai konsekuensi ini kepada anak anaknya
pada saat tenang dengan jelas dan tegas. sangat penting bagi orang tua untuk memberitahukan terlebih dahulu alasan mengapa mereka harus berperilaku baik dan hasil
keluaran yang diinginkan.
Berikut adalah contoh konsekuensi logis:
Anak yang pulang larut melewati jam malam akan dimajukan jam malamnya untuk beberapa malam kedepan, atau akan kehilangan haknya menggunakan mobil.
Anak yang bermain secara ceroboh dan memecahkan kaca jendela tetangga harus menggunakan uang tabungannya sendiri untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Seperti konsekuensi natural, konsekuensi logis harus sesuai dengan perilaku mereka dan tanpa ancaman atau hukuman fisik untuk anak anak. Orang tua sebaiknya membiarkan anaknya bertindak sesuai dengan keinginannya, bila ia melanggar aturan maka bersiap
menghadapi konsekuensinya. Hasilnya adalah anak akan berperilaku baik karena mereka mengetahui bahwa semuanya akan menjadi baik bila mengikuti aturan yang ada. Sebaliknya, hukuman akan membuat anak berperilaku baik hanya jika mereka takut ketahuan orang tuanya, dan akan membuat mereka bersikap ‘nakal’ saat tidak ada orang tua.
Yang perlu diperhatikan » waktu mengkomunikasikan, dan konsisten menerapkan konsekuensi tersebut
3. Reward dan Punishment melalui reinforcement negatif
Cara yang terbaik dalam menerapkan reward dan punishment adalah penerapan reinforcement negatif, yaitu:
Memberikan reward ketika anak melakukan hal yang diharapkan dengan MENGURANGI hal yang TIDAK DISUKAInya.
Memberikan punishment ketika anak melakukan hal yang tidak diharapkan dengan MENGURANGI hal yang DISUKAInya.
4. Time Out
Time out adalah suatu cara untuk mengendalikan marah dan menghentikan perilaku buruk anak, dengan memberikannya kesempatan untuk menenangkan diri dan berpikir kembali atas perbuatan yang dilakukannya .
Time out bukanlah sebuah hukuman.
Time out adalah sebuah teknik yang dilakukan orangtua untuk membantu anak berelaksasi. Anak diberikan jeda untuk sendiri, berusaha merenung, serta tanpa diganggu dan tanpa mengganggu orang lain.
Time out menjadi hukuman ketika orangtua memprak-tekkannya dengan tidak tepat.
Berikut ini beberapa hal yang menyebabkan time out dinilai sebagai hukuman oleh anak:
Time out dilakukan oleh orangtua dengan marah.
Orangtua mengatakan bahwa time out merupakan hukuman atas perilaku anak yang tidak sesuai arahannya.
Tempat time out yang menakutkan dan berkesan tempat penghukuman, seperti kamar mandi dan ruang tertutup.
Tempat time out yang memungkinkan orang-orang dapat melihat anak seperti dihukum.
Langkah dalam Menerapkan Time Out:
Penerapan time out harus didahului beberapa tahapan lain, yaitu:
1. Pembentukan ikatan (bonding) antara orangtua dan anak
2. Pemberian pemahaman bahwa time out ditujukan untuk menenangkan diri karena anak marah-marah ataupun berperilaku buruk.
3. Pembuatan kesepakatan bersama tentang pelaksanaan time out. Hal ini akan memberikan hasil yang berbeda dibandingkan bila peraturan ditetapkan oleh satu pihak saja (orangtua).
4. Sosialisasi bila teknik tersebut akan mulai diterapkan dalam keluarga.
Bagian utama dari disiplin adalah belajar bagaimana berbicara dengan anak-anak.
Cara berbicara orang tua kepada anak akan sangat dipelajari dan ditiru oleh anak.
Berikut adalah beberapa tips agar anak-anak kita mendengarkan kita:
1. Perhatikan Anak Sebelum Memberi Instruksi dan Panggil Menggunakan Namanya
Sebelum mengarahkan anak Anda, posisikan tubuh selevel dengan mata anak Anda dan beri ia kontak mata-ke-mata untuk mendapatkan perhatiannya. Ajari anak untuk fokus: “Adel, lihat Bunda..”
Jaga kontak mata dengan pandangan biasa agar anak tidak akan merasa terkontrol dan kurang dianggap.
2. Bicara Sesingkat dan Sesimple Mungkin, Minta Anak Mengulangi Kata-kata Orang tua
Gunakan satu kalimat saja: Mulai pembicaraan dengan inti dari perkataan Anda. Semakin lama Anda mengoceh, semakin besar kemungkinan anak Anda untuk tidak mendengarkan.
3. Tawarkan Sesuatu yang Tidak Bisa Ditolak Oleh Anak
Beri alasan yang menguntungkan dari sudut pandang anak dan yang sulit ia tolak. Hal ini akan membuatnya menurut pada Anda.
4. Beri Instruksi Positif
5. Bertindak Dulu Baru Berbicara
Anda menunjukkan bahwa Anda serius tentang permintaan Anda; kalau tidak anak akan menafsirkan ini sebagai pilihan saja.
6. Beri Anak Pilihan
"Mau ganti baju atau sikat gigi dulu?"
"Baju merah atau biru?"
7. Bicara Sesuai Perkembangan Anak
Semakin muda anak Anda, instruksi Anda harus sesingkat dan sesederhana mungkin. Pertimbangkan tingkat pemahaman anak Anda.
8. Bicara dengan Kata-kata yang Baik dan Suara halus
Ancaman dan perkataan yang menghakimi cenderung membuat anak bersikap defensif.
9. Pastikan Anak Tenang
Sebelum memberikan perintah, pastikan anak tidak sedang emosional. Kalau tidak, Anda hanya membuang-buang waktu saja. Anak tidak akan mendengarkan Anda jika ia sedang emosional.
10. Ulangi Perkataan Anda
Balita perlu diberitahu berkali-kali karena mereka masih sering mengalami kesulitan menginternalisasi arahan orang tua. Mereka baru belajar memahami perintah.
11. Biarkan Anak Berpendapat
12. Gugah emosi anak dalam berkata-kata, Berikan hadiah kepada anak berupa benda yang disukainya sewaktu-waktu, ungkapkan rasa cinta secara verbal, , berikan pujian setiap kali anak melakukan hal yang diharapkan, dan ingat untuk mencintai anak SEUTUHNYA, SETIAP WAKTU...! Tidak hanya ketika anak berperilaku yang diharapkan, tapi juga ketika anak melakukan hal yang sebalikny.
TANYA JAWAB
1. a. Mbak gimana cara kita memberikan reward kepada anak agar reward tersebut tidak dianggap sebagai sogokan, jadi supaya anak melakukan sesuatu karena memang dia harus melakukan itu, bukan karena dia ingin dapat reward tersebut?
b.Kalo penggunaan reward dengan pemberian jumlah bintang pada checklist kegiatan sehari2 sudah benar kah mbak?misal kalo dapat bintang 2 selama seminggu nanti dapat hadiah ini…
(Lidya, Sidoarjo, Jatim 1)
a. Untuk anak2, yang namanya sogokan alias reward, tentunya lebih menarik ya.
Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memberikan reward:
1. Kenalkan 'makna' dari reward itu sendiri
-kalau ini diberikan karena anak telah...
-kalau ini merupakan salah satu wujud kasih sayang ayah bunda ke anak
-ucapkan dengan jelas, harapan kita, misalnya: semoga kk suka dan bisa merawat mainannya ya dst dst
2. komunikasi dalam memberikan reward harus lugas dan jelas ke anak
3. reward yang diberikan sesuai kesepakatan
b. Insyaa Allah sudah tepat, istilahnya adalah: token ekonomi.. mungkin nantinya Bunda bisa googling lebih jelas ttg ini ya. Insyaa Allah metode ini juga menyenangkan dan melatih disiplin/kekonsistenan pada anak.
dan apapun metode yang dipakai, ingat untuk mengenalkan 'makna' dari pemberian reward2 tersebut ya.
2.Di dalam materi tadi trdpt pembahasan semakin kita mengoceh anak semakin tidak mendrngarkan lalu bagaimana cara agar kita diam tapi anak tetap mengerti, terima kasih.
(Adel, Sidoarjo, Jatim 1)
2. Sebenarnya tidak banyak mengoceh, bukan berarti diam sama sekali, kita bisa melakukan upaya:
1. mengalihkan perhatian atau fokus anak dg
-memberikan pilihan
-memberikan waktu
-mengajak melakukan aktivitas lain
2. mengendalikan diri kita atau mengendalikan anak kita dari pelampiasan emosi
dengan cara, bisa kita memberikan time out untuk anak, atau kita mundur sejenak untuk menenangkan diri
3. a. Mulai usia berapakah reward and punishment efektif diberikan?
b. Saya sangat kesulitan mendisiplinkan anak (usia 3,5 tahun) utk tidur siang, bahkan sering tantrum jika tidak mau tidur siang. Sebaiknya apa yg harus saya lakukan?
(Eva, Surabaya, HSMN Jatim 1)
a. Reward dan punishment dapat mulai diberikan ketika anak bisa paham kata tidak dan mulai dapat berkomunikasi, mungkin sekitar 12-16 bulan.. namun efektifnya, mungkin setelah 2-3 tahun ya..
b. Kebutuhan tidur anak usia 3-6 tahun sekitar 11 jam, Bunda (dalam 24 jam atau per hari nya) dan sebenarnya tidur siang tidak perlu lagi jika anak sudah memenuhi 11 jam tersebut di malam hari..
Jika memang belum, setidaknya ajak anak di kamar dan berbaring saja, katakan tidak tidur tidak apa2.. yang penting di dalam kamar, boleh mengaji, membaca buku atau melakukan aktivitas lain yang relaks/tidak terlalu mengeluarkan banyak energi dan emosi..
4.Bagaimana tahapan mendisiplinkan anak untuk mandiri?terutama untuk anak perempuan.
(Risma, Blitar, HSMN Jatim 2)
4.Untuk mandiri, yang perlu diperhatikan:
1. Mandiri secara fisik (bisa mulai dilatih sejak anak 1 tahun- 7 tahun) misalnya: bisa pakai baju sendiri, makan, minum, mandi, dlsb
2. Mandiri secara psikis (emosi dan spiritual) (bisa mulai dilatih sejak 1 tahun dst), bisa dimulai di masa penyapihan, atau berinteraksi dengan teman2nya, dilatih menentukan keputusan sendiri pada hal2 praktis yang akan dilakukannya, dilatih sholat dan menjaga aurat, dilatih bertanggung jawab pada kebutuhan2 pribadinya dll
3. mandiri secara sosial (dapat dilatih sejak 7-10 tahun ke atas) bagaimana agar anak dapat bertanggung jawab di lingkungan sosial, tidak hanya untuk dirinya atau dalam keluarga..
Tambahan: tidak ada batasan waktu yang saklek kapan harus mulai mengenalkan kemandirian pada anak, dan tidak ada target saklek juga kapan anak sudah bisa mandiri dalam melakukan sesuatu.. hindari membanding2 kan anak2 satu sama lain, karena tiap anak punya kemampuan dan perkembangannya masing2..
5.Kalau untuk usia prasekolah, 3-4th, bentuk disiplin apa yang sebaiknya diajarkan?
Bagaimana menyesuaikan punishment sesuai karakter anak, bukan karena berdasarkan emosi ortunya??
(Ika Puspita, Surabaya, HSMN Jatim 1 )
Bunda Ika, untuk anak usia 3-4 tahun, yang penting kenalkan dulu saja bagaimana disiplin yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan fisiknya terlebih dahulu, kapan bangun tidur, makan, mandi dsb.
kenalkan prinsip waktu dan cara-cara2 yang baik
-semua ada caranya
-semua ada waktunya
dan bagaimana menyampaikan sesuatu dengan baik, tenang, bukan menangis, memaksa, menuntut
ajarkan nilai2 yang ingin kita tanamkan pelan2.. kesabaran, jujur, berbagi, berbicara lemah lembut, dlsb insyaa Allah anak2 kita dapat paham meskipun untuk melakukannya, cukup banyak godaan bagi mereka karena secara kognitif anak2 memang masih sangat sangat perlu diajarkan dan diulang2
ingat prinsip otak/belajar (berlaku untuk anak hingga dewasa dst)
-semakin sering diulang, semakin baik direkam
-semakin melibatkan emosi, semakin baik direkam (sehingga pastikan emosi yang terlibat adalah yang positif dalam memotivasi dan mendidik anak)
menyesuaikan punishment sesuai karakter anak?
komunikasikan dan sepakati dengan anak punishment apa yang akan diberikan?.
karena anak2 masih banyaaak 'lupa' nya, gunakan cara2 kreatif untuk mengingatkannya.. bisa berupa gambar, tulisan, poster yang dipajang di rumah, foto, video dlsb..
6. Umur berapa anak mulai dilatih untk disiplin? jika anaknya lebih kinestetik dan agak susah untuk fokus, apa ada cara tersendiri?
(Ririf, Surabaya, HSMN Jatim 1 )
6. Setelah paham kata tidak ya Bunda.. mungkin sekitar 12-16 bulan.. ?
jika anak cenderung kinestetik, alihkan perhatiannya dg kinestetik juga,
btw, untuk pengenalan segala macam informasi terkait karakter, akhlak, dan disiplin terkait kebutuhan fisik anak, sebenarnga dapat dilakukan sejak lahir bahkan sejak anak dalam kandungan ya..
yang 1 tahun ke atas itu ttg penerapan konsekensi pendisiplinannya
7. Anak sy 1 laki2 usia 8thn. Bagaimana cara mendisiplinkan anak laki2 sy pada saat kondisi ank tsb sedang cemberut,dikarenakan pd saat itu ada keinginannya tidak terpenuhi. Lalu pd saat spt itu mood dia seharian bakalan tdk bs di ajak kerjasama dan cenderung uring2an pada smua org? Terima kasih
(Iin, Sidoarjo, HSMN Jatim 1)
7. Bunda, mungkin anak Bunda tipe yang cukup sensitif, butuh perhatian cukup banyak, namun kesulitan dalam mengungkapkannya.. untuk marah/melakukan hal2 agresi secara aktif dialihkannya dalam bentuk agresi yang pasif..
Jadi sebaiknya memang pelan2 dikenalkan bagaimana cara mengeluarkan emosi dengan baik, bagaimana cara mengkomunikasikan keinginan dengan tepat
misalnya: marah, itu wajar lho.. kita semua pernah merasa marah
tapi merasa marah beda dengan melakukan perilaku marah.
(ini ada di buku saya yang belum terbit2 😂) -malah promo
jadi kalau kk merasa marah, bisa jalan2 dulu, main sepeda, atau gambar, nulis dlsb, trus cari orang dewasa yg bisa diajak ngobrol untuk cerita, misalnya bunda.. bunda insyaa Allah selalauuu siap mendengarkan cerita kk..
jadi ketika situasi santai, bisa ajak anak bermain peran, baca buku, dlsb yang intinya menyampaikan informasi apa yang dapat dilakukan anak ketik merasa marah.. sehingga nantinya kalau anak marah anak bersedia pelan2 mengungkapkan emosinya itu dengan cara yang lebih tepat selain ngambek/mengurung diri di kamar terus menerus.. mungkin kalau hanya sekitar 10-20 menit masih oke.. yang penting setelah itu mau ngobrol..
8. a. Apakah keempat metode disiplin di atas bisa digunakan secara bersamaan dlm mendisiplinkan anak?
b. Metode yg paling sesuai utk batita yg mana? Sy masih kebingungan utk menerapkan metode yg pas utk mendisiplinkan Arsya (umur 20bln)
(Putri, Sidoarjo, HSMN Jatim 1)
8. a. Sebenarnya bisa2 saja asal memang melakukannya satu per satu dan sesuai konteks masalah.. (yang 1 ngga mempan, pake yang lainnya ?
b. Untuk Arsya 20 bulan, semuanya sudah bisa diterapkan pelan2, terutama timeout, konsekuesi natural, konsekuensi logis..
reward punishment, token ekonomi coba dulu saja, kalau anak komunikasinya sudah cukup nyambung, bisa digunakan,
tapi sekali lagi, yang utama, sebenarnya bukan ttg memakai metode pendisiplinan yang mana, melainkan bagaimana cara kita mentransfer informasi dan makna dari informasi tersebut agar dapat dipahami anak sedikit demi sedikit,
9.Pengertian dari Disiplin itu apa ya?Bagaimana atau faktor apa saja yang melatar belakangi kita mulai menegakkan Disiplin pada anak dan dimulai dr Umur berapa? Bagaimana Triknya supaya kalo perlu Disiplin,itu memang jadi kesadaran dari si anak itu sendiri...
(Sandhee, Surabaya, HSMN Jatim 1)
9. Definisi disiplin secara umumnya bisa dilihat dari web ini:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Disiplin
saya copaskan sedikit:
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.
Mengapa disiplin:
Karena anak2 yang baru lahir belum punya informasi ttg nilai2 yang penting dalam hidup yang perlu dimilikinya (kalau menurut teori yang mengatakan anak seperti spons/kertas kosong)
kalau menurut 'teori' yang mengatakan anak bukanlah kertas kosong, tapi punya fitrah sejak lahir, tetap saja, fitrah itu yang harus distimulasi orang tua agar muncul dalam diri anak ?
selain itu, otak anak ketika lahir, belum terbentuk sempurna, misalnya pusat emosi baru terbentuk do usia 4 tahun... atau hingga usia 5 tahun otak anak baru berkembang sekitar 50%, usia 8-10 tahun baru 80% akan trusss berkembang
sehingga orang tua harus menstimulasi pertumbuhan otak anak dg jalinan2 syaraf yang berisi informasi yang penting dan berguna bagi anak
dimulai usia berapa, bagaimana triknya, insyaa Allah secara umum sudah cukup terjawab di materi dan jawaban dari pertanyaan2 sebelumnya ya.
10. Tentang konsekuensi natural spy anak mengerti hubngan sebab akibat. Bagaimana menyikapi anak sy yg sdh tau klo bangun kesiangan sholat subuh & brngkt sekolahnya pasti telat bgmn menyikapinya.krn msh sering d lakukan?
(Ita, Tambakrejo, HSMN Jatim 2)
10. Yang dimaksud konsekuensi natural: agar anak tahu hubungab sebab akibat dan merasakannya
misalnya: sholat subuh kesiangan, bangun siang, ke sekolah terlambat, di sekolah guru dan teman2 sudah siap
jadi konsekuensi naturalnya plus logisnya adalah: perasaan deg2an, terburu2 ke sekolah, malu dengan teman2, dan mungkin ada 'hukuman' dari guru
---
kalau masih 'ngga kapok'
bisa gunakan reward punishment
yang sesuai dg anak..sesuai kesepakatan
atau sebelum itu, sebelum memikirkan metode apa yang sebaiknya dilakukan untuk mendisiplinkan,
Bunda dapat mengevaluasi lagi cara membangunkan anak misalnya: sejak subuh, pasang murottal dg suara yang agak keras, atau bangunkan dengan nada bersemangat.. semangaaaat pagiiiiii! sambil bawain air minum atau air madu, jus dlsb.... dlsb
perhatikan jam tidur anak, tidur lebih awal..
perhatikan jam membangunkan: perjanjian 3 kali dibangunkan misalnya.. dlsb
atau lakukan aktuvitas menyenangkan /beri tanggung jawab di pagi hari (kalau bisa/sempat, pagi2 biasanya riweh sekali ya)
selain itu, bunda dapat mengenalkan apa keutamaan bangun lagi, dzikir pagi, dlsb
11. Bagaimana untuk konsisten menerapkan disiplin pada anak jika berada di luar rumah misal saat berada di rumah nenek/keluarga yang cenderung anak dituruti semua keinginannya dan diberi pujian?
(Yulianita, Surabaya, HSMN Jatim 1)
11. Yang perluuuuuu sekali dilakukan pertama kali adalah
1. JALIN KELEKATAN EMOSIONAL DENGAN ANAK
sehingga kapanpun dimanapun bersama siapapun, anak pasti akan lebih 'nurut' dan merasaaa dekaaat amaaan nyamaaaan dengan orang tuanya..
2. TUNJUKKAN 'SUPERIORITAS' BAHWA ANAK ADALAH ANAK KITA...!!! sehingga aturan2 apapun yang diberikan pada anak harussss sesuai dengan aturan kita dan persetujuan kita
dan tentunya sejak awal ini harus 'disosialisasikan' pelan2 dengan orang tua, mertua, keluarga, kerabat, dlsb
oleh karena itu, kembali lagi ke poin pertama.
poin yang harus benar2 diperhatikan sejak kita mengandung anak dan anak dilahirkan..
tapi jangan sampai juga saking fokusnya sama 2 poin di atas, kita jadi sering banget perang sama ortu/mertua kita,
fleksibel dan 'main cantik' saja..
begitu ingin menerapkan sesuatu, ijin berduaan saja/bertigaan dengan ayahnya saja dengan anak tanpa campur tangan yang lain (ntah ke kemar, atau ruang 'kosong' lain)
pintar2 buat kesepakatan dengan anak sejak awal karena anak2 kita juga begitu cerdas dalam mengindentifikasi siapa2 saja yang 'menguntungkannya' 😁
semoga Allah mudahkan kita dalam menjalin kelekatan emosional dengan anak2 kita ya Bunda.. sehingga kita lah yang no 1 dicari anak dalam menceritakan masalah2 dan diminta pendapatnya.. aamiin
PENUTUP
Alhamdulillaah jika diskusi hari ini sudah selesai, semoga pertemuan hari ini bermanfaat dan semoga Allah mudahkan dan berkahi kita dalam mendisiplinkan anak2 kita.
Jika merasa jatuh bangun dalam mendisiplinkan anak, insyaa Allah hal itu adalah hal yang biasa
Sebagai orang tua kita terus beradaptasi dengan situasi baru dan segala permasalahan kehidupan yang baru..
Kita juga tidak pernah belajar secara formal bagaimana menjadi orang tua, dan kita juga adalah manusia..sehingga sudah sewajarnya jika melakukan kesalahan sebagai orang tua dan trusss berusaha memperbaiki diri..
Jadi truss semangat menjadi orang tua, insyaa Allah kita adalah orang tua terbaik bagi anak-anak kita karena Allah tidak pernah salah dan tertukar dalam memberikan amanah bagi hamba-hamba Nya.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🔅🔆🔅🔆hsmn🔆🔅🔆🔅
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
👥facebook.com/hsmuslimnusantara
👥FB: HSMuslimNusantara pusat
📷 instagram: @hsmuslimnusantara
🐤 twitter: @hs_muslim_n
🌐 web:
hsmuslimnusantara.org
Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www,SmsQQ,com
BalasHapusKeunggulan dari smsqq adalah
*Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
*Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
*Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
*Bonus Setiap Hari Dibagikan
*Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
*Bonus referral 10% + 10%
*Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
*Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )
Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66
Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699